Guna meningkatkan kompetensi para pendidik menghadapi era ekonomi digital termasuk Industry 4.0, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para guru dan dosen yang mengajar di seluruh unit pendidikan binaannya dan balai diklat industri agar menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri saat ini.
“Kami dorong supaya mereka menyiapkan kurikulum untuk keperluan industri nasional di era digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara bertajuk "Menyongsong Satu Abad Pendidikan Vokasi Industri untuk Mewujudkan Pendidikan Sistem Ganda di Lingkungan Kementerian Perindustrian" di Jakarta, Rabu (27/12).
Pada kesempatan tersebut, Menperin memberikan pengarahan kepada 750 tenaga pengajar di bawah naungan Kemenperin, yang terdiri dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Politeknik, dan Akademi Komunitas. Saat ini, Kemenperin memiliki sembilan SMK kejuruan, sembilan politeknik dan satu akademi komunitas yang telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia.
“Dalam pengembangan kurikulum ini, perlu mencakup tiga mata kuliah yang wajib diterapkan, yaitu Bahasa Inggris, Statistika untuk analisis data dan coding. Waktunya cukup satu semester,” ujar Airlangga. Selain itu, menurutnya, dunia pendidikan di Indonesia harus berubah dengan menggunakan metode problem based learning dan evidence based learning.
“Sehingga siswa langsung belajar menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam dunia industri,” imbuhnya. Untuk itu, Airlangga meminta agar seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin lebih berperan aktif dalam mendukung program pendidikan dan pelatihan vokasi yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
“Dengan SDM yang terampil, produktivitas industri dalam negeri akan bersaing di kancah global. Sebab, daya saing suatu negara ditentukan juga dengan kemajuan industrinya. Kemudian, kemajuan industri akan berimbas pada ketersediaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat,” papar Airlangga.