Sampah masih menjadi masalah besar yang harus diselesaikan di Indonesia. Melalui kolaborasi dengan sejumlah startup, Program Plastic Reborn 2.0 melihat ekosistem ekonomi sirkular termasuk penggunaan teknologi dapat mendorong terciptanya sistem persampahan dan daur ulang yang lebih efisien.
Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia, Triyono Prijosoesilo, mengatakan, dari total rata-rata 6,8 juta ton sampah per tahun, hanya 39% diantaranya yang berhasil dikumpulkan dan diolah.
Program Plastic Reborn 2.0 yang dibangun oleh Coca-Cola Foundation Indonesia bersama Ancora Foundation, mencoba mendorong pengembangan bisnis berbasis daur ulang guna meningkatkan angka terolahnya sampah.
Program Plastic Reborn 2.0 telah menyatukan para startup terpilih yaitu MallSampah, Clean Up dan Gringgo sebagai penerima hibah (“Grantees”) untuk mengaplikasikan materi akselerasi bisnis yang mereka dapat ke dalam proyek bisnis untuk kemudian dipasarkan secara langsung.
Data menunjukkan terjadi perluasan bisnis pada para grantees serta peningkatan kemampuan pengelolaan sampah kemasan plastik pasca konsumsi atau PET (Polyethylene Terephthalate) dengan jumlah total sebanyak 282 ton atau rata-rata peningkatan sebesar 24% yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk proses daur ulang. Sementara sampah yang berhasil dikelola secara keseluruhan (organik dan anorganik) mencapai 464%.
Hal ini menunjukkan program Plastic Reborn 2.0 mampu mendorong generasi muda untuk berkolaborasi mencari solusi untuk ekosistem pengelolaan sampah kemasan plastik pasca konsumsi di masa mendatang.
Melalui kolaborasi ini, tercatat, peningkatan jumlah sampah yang dikelola secara keseluruhan dibandingkan tahun lalu, MallSampah mencapai volume 25.3 ton sampah atau sebesar 361.1%, Gringgo meningkat 473 ton atau mengalami peningkatan 136.2% dan Clean Up mencapai 134 ton sampah atau mencapai 893.3%.
Sementara di bidang kapasitas usaha, MallSampah mengalami peningkatan pengguna aktif sebanyak 5.000 pelanggan, pengguna aplikasi mobile apps sebanyak 17.000 orang, dengan lebih dari 200 mitra pengumpul sampah yang mendukung operasional perusahaan secara luas di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dan Kota Parepare.
Selain itu, pencapaian Clean Up tercatat pada pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga dan bisnis sebesar 100% yang tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Gowa saja namun juga dari kota lainnya di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan hasil yang dicapai melalui program ini, para startup telah dapat meningkatkan kapabilitas mereka dalam mengelola sampah plastik dengan jumlah rata-rata sebesar 81% dengan total 712 ton atau rata-rata sebanyak 21 ton setiap bulannya.
Menurut Triyono, dari ketiga startup ini membuktikan apabila dikelola secara optimal maka industri daur ulang limbah kemasan pasca konsumsi di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.
“Pada Plastic Reborn 2.0’ menunjukkan dua faktor keberhasilan program terdapat dalam proses akselerasi bisnis dan kolaborasi sebagai kunci bagi para grantees menjalankan bisnis yang berkelanjutan,” tutup Wakil Ketua Pelaksana Coca- Cola Foundation Indonesia (CCFI) Triyono Prijosoesilo.