Piala Menpora Esports 2020 Axis yang diikuti lebih dari 15 ribu anak muda di Indonesia akan memasuki babak grand final pada 3-4 Oktober mendatang.
Kejuaraan yang terbuka bagi kelompok usia pelajar dan mahasiswa ini diharapkan bisa menjadi titik awal bagi bakat-bakat muda potensial berkembang menjadi atlet esports berkelas dunia.
“Piala Menpora Esports 2020 Axis dapat dijadikan titik awal bagi generasi muda yang ingin menjajaki karir sebagai atlet esports professional. Melalui kejuaraan bergengsi ini anak-anak muda dapat mengukur bakat dan kompetensi mereka di cabang olahraga baru ini, sehingga nantinya diharapkan Indonesia dapat melahirkan bibit-bibit baru yang akan membela nama bangsa di kejuaraan tingkat dunia pada masa yang akan datang,” tutur Staf Khusus Menpora Bidang Kreativitas dan Inovasi Milenial Alia Noorayu Laksono
Diakui Alia, minat generasi muda terhadap esports tergolong tinggi. Mencuplik data Indonesia Esports Premiere League (IESPL), pada 2019 Indonesia telah menempati urutan 12 di pasar gaming dunia dengan total pemain game aktif mencapai sebesar 62,1 juta orang yang mayoritasnya adalah anak muda.
Ia menambahkan, Piala Menpora Esports 2020 Axis merupakan bentuk inovasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI untuk memfasilitasi minat dan bakat generasi muda sejalan dengan perkembangan zaman.
“Potensi besar ini harus dirangkul dan difasilitasi oleh negara sehingga kelak dapat memberikan dampak yang positif bagi Indonesia. Sehingga, tidak hanya mencari bibit-bibit atlet baru, Piala Menpora Esports 2020 juga bertujuan untuk mendorong ekosistem esports di Indonesia agar lebih berkembang dan bisa menggerakkan roda perekonomian, khususnya di bidang ekonomi kreatif,” Alia menjelaskan.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Penyelenggara Piala Menpora Esports 2020 Axis, Giring Ganesha. Sejak masa pendaftaran hingga memasuki fase kualifikasi, antusias generasi muda dalam kejuaraan ini cukup tinggi.
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta yang berpartisipasi mencapai lebih dari 15 ribu pelajar atau mahasiswa yang tergabung dalam 3300 tim.
“Tingginya animo anak muda mengikuti kejuaraan ini menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi besar di cabang esports. Dan saya berharap serta yakin sekali bahwa PME 2020 menjadi ajang talent scouting bagi klub-klub esports di Tanah Air untuk merekrut bibit-bibit berbakat, sesuai dengan tujuan PME 2020 sebagai entry point bagi generasi muda yang ingin menekuni dunia Esports” kata Giring.
Indra Hadiyanto, Co-Founder & Chief Operating officer Alter Ego Esports membenarkan bahwa selama ini pencarian bakat juga dilakukan melalui jalur talent scouting di kejuaran-kejuaraan esports.
Ia menuturkan, pencarian bakat via kejuaraan memiliki beberapa keunggulan diantaranya dapat melihat mental, karakter dan kemampuan atlet saat bertanding dan mengatasi tekanan dari lawan.
“Faktor penentu sebuah kemenangan dalam kejuaraan adalah bagaimana si atlet dapat menjaga mental dan konsentrasi saat bertanding dengan lawan. Untuk itu, kami mencari pemain yang memiliki attitude baik dalam arti mau bekerja keras dan bisa mengontrol emosi. Jadi tidak tertutup kemungkinan, pada PME 2020 ini kami bisa menemukan bibit berkualitas sesuai dengan kriteria yang kami butuhkan tersebut, karena kejuaraan ini kami lihat sangat kompetitif sekali,” kata Indra.
Pada kesempatan kali ini Indra juga memberi gambaran peluang bagi para gamers maupun tim untuk konsisten dan bekerja keras.
Ia membocorkan gaji atlet eSport yang bisa mengantongi gaji pokok setiap bulannya mencapai Rp 10 juta/ bulan, diluar gaji turnamen dan live streaming.
Sedangkan, bagi crew eSport seperti videografer, tim management dan research, ia menyebutkan bisa mengantongi lebih dari upah minimum regional.
“eSport menjadi cabang olahraga yang memiliki peluang besar, tidak Cuma bagi atlet semua pemain di dalamnya bisa merasakan nikmat yang sama” kata Indra.