Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa/ United Nations Development Programme (UNDP) bekerja sama dengan Citi Foundation dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, menyelenggarakan Ideathonesia, sebuah pertemuan crowdsourcing untuk ide-ide bisnis yang berdampak, dan menargetkan kaum muda sebagai bagian dari inisiatif Youth Co: Lab di Indonesia.
Meskipun COVID-19 menyebabkan dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bisnis, pandemi ini telah menghadirkan peluang untuk menyesuaikan model bisnis baru guna membantu melayani kebutuhan berbagai komunitas sekaligus menyediakan lapangan kerja bagi kaum muda.
"Pandemi COVID-19, telah menghadirkan peluang unik dalam model bisnis, guna membantu melayani kebutuhan berbagai komunitas sekaligus menyediakan lapangan kerja bagi kaum muda. Oleh karena itu, UNDP wajib mempertahankan acara tahunan Ideathonesia," kata Kepala Unit Keuangan Inovatif UNDP Indonesia Muhammad Didi.
Beberapa minggu setelah pengumuman kasus pertama positif COVID-19 di Indonesia, UNDP dan Citi Foundation, melalui Youth Co: Lab, dan UNICEF melakukan survei cepat terhadap wirausahawan muda di seluruh Indonesia di berbagai sektor.
Survei ini berusaha untuk memahami dampak pandemi dan respon para pengusaha. Menyasar remaja berusia 16 - 30 tahun, survei tersebut mendapatkan hasil dari 756 responden dari seluruh Indonesia.
Salah satu hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa 79% pengusaha yang merespon mengalami dampak negatif pandemi, 21% usaha harus berhenti beroperasi, dan 50% mengalami penurunan keuntungan. 91% responden menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui mekanisme dukungan yang tersedia bagi mereka.
Tahun ini, Ideathonesia memilih wirausaha yang berfokus pada "planet, manusia, keuntungan" sebagai intinya. Wirausaha tersebut juga harus memiliki nilai-nilai yang berkontribusi untuk mengatasi ketimpangan.
"Ideathonesia sebagai salah satu unsur penting dalam memberikan ruang berkreasi dan berinovasi anak muda untuk membuat dampak sosial yang lebih luas melalui ide dan aksi utk menciptakan perubahan menuju kondisi global yang lebih baik," kata Asisten Deputi Kewirausahaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Imam Gunawan.
Acara ini diadakan secara online melihat masih adanya pembatasan di beberapa wilayah di Indonesia. Program ini memberikan kesempatan bagi para wirausahawan untuk berdiskusi tentang pemantapan model bisnis, mengembangkan ide bisnis serta berjejaring dengan wirausaha muda lainnya melalui workshop selama 1 bulan dan pendampingan online oleh PLUS dan Akademi Kewirausahaan Masyarakat.
Dengan dukungan dari Platform Usaha Sosial (PLUS), pemerintah daerah, dan inkubator lokal, acara tersebut melibatkan 180 peserta dari enam daerah antara lain Papua, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat yang aktif mengembangkan ekosistem wirausaha muda.
Peserta terpilih akan mengambil bagian dalam sesi bimbingan selama sebulan dari PLUS dan UNDP yang akan membantu mengembangkan wirausaha mereka, memvalidasi ide bisnis mereka, dan mempercepat dampak dalam komunitas mereka.
Peserta akan mempresentasikan hasil mereka melalui sesi pitching online nasional yang akan dihadiri oleh juri dari pakar startup, dampak sosial, dan pemberdayaan kaum muda. Para pemenang akan mendapatkan akses untuk bergabung dengan Youth Co: Lab 2020 dan menerima bimbingan lebih lanjut untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka.
Selain workshop mentorship, Ideathonesia menggelar serangkaian seminar online tentang berbagai topik kewirausahaan yang terbuka untuk umum.Dalam penutupan Ideathonesia, akan memberi penghargaan bagi para peserta.