Software AG, penyedia solusi perangkat lunak ternama di dunia, jalin kemitraan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) demi mendorong transformasi digital di sektor pemerintahan dan pemberdayaan mahasiswa.
Dalam kemitraan ini, terdapat dua bagian yang akan dilakukan, yang pertama adalah kelas webinar untuk pegawai pemerintah pada tanggal 14 Agustus 2020 mendatang, dan yang kedua menyediakan kemitraan akademis berupa edukasi agar mahasiswa lebih siap saat berhadapan dengan dunia kerja di era transformasi digital.
"Dengan kemitraan akademis ini, kami memberdayakan mahasiswa kami untuk mendukung transformasi digital tersebut dengan sumber daya manusia yang sekelas dunia dan unggul," kata Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono.
Dikutip dari GovAsia, pada tahun 2018, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PARNB) melakukan pengukuran tingkat kematangan e-Government dari 616 instansi pemerintah dan menyimpulkan bahwa mayoritas instansi pemerintah telah menerapkan layanan elektronik (e-services), terutama untuk pekerjaan internal mereka. Namun, layanan elektronik tersebut memiliki masalah yang sama: tidak terintegrasi, tidak berkelanjutan, dan memiliki tingkat kegunaan yang rendah.
Ketidakhadiran kebijakan yang terintegrasi dan holistik menjadi penyebab utama masalah-masalah tersebut, yang akhirnya menimbulkan perencanaan dan strategi parsial dalam upaya implementasi e-Government.
Sebelum 2018, tidak terdapat pengarahan ataupun standar pengembangan layanan elektronik. Akibatnya, banyak instansi pemerintah Indonesia yang mengembangkan layanan elektronik secara sebagian saja, bahkan hanya untuk memamerkan inovasi.
Di seluruh dunia Integrasi platform teknologi merupakan kunci untuk modernisasi dan inovasi. Software AG bersedia membagikan sejumlah studi kasus yang terbukti efektif, serta pembelajaran dari badan pemerintah dari seluruh dunia yang akan sangat bermanfaat bagi Indonesia.
Software AG dan UGM akan menyampaikan pandangannya mengenai isu-isu terbaru seputar transformasi digital dalam sektor pemerintah Indonesia.
UGM akan membagikan data dan penemuan terbaru termasuk tantangan yang dihadapi dalam upaya mendorong terjadinya transformasi digital pada sektor pemerintahan.
Selain itu, Software AG juga akan menyampaikan beberapa studi kasus yang sudah dilakukan di beberapa instansi pemerintah negara Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Singapura, dan Australia sebagai bahan pembelajaran bersama.
Melalui kemitraan akademis UGM, Software AG berkomitmen untuk menyediakan edukasi dengan berorientasi pada kondisi pasar saat ini, memberikan keunggulan daya saing bagi lulusan UGM ketika memasuki pasar lowongan kerja, dan membentuk bagian yang integral dan penting dalam upaya transformasi digital negara Indonesia.
"Kemitraan dengan UGM ini sangat penting dan merupakan kerja sama dengan Universitas di seluruh kawasan Asia yang pertama bagi Software AG. Yang sangat menggembirakan adalah kesempatan bagi kami untuk meningkatkan kualitas talenta lokal menjadi ahli teknologi berkelas dunia yang akan berkontribusi terhadap perkembangan Indonesia," ungkap Anneliese Schulz, Presiden Software AG untuk Asia Pasifik dan Jepang.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono mengatakan, kerja sama ini selaras dengan kebijakan ‘Kampus Merdeka’ yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang menganjurkan perguruan tinggi untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan kelas dunia menuju transformasi digital.