New Normal sudah berjalan kurang lebih 2 bulan, walau penerapan ini dilakukan untuk memulihkan kondisi perekonomian, namun potensi resesi Indonesia masih menghantui pada kuartal III 2020.
Walau menurut pakar dan pengamat global, Indonesia termasuk negara yang mampu mengatasi krisis ekonomi di masa pandemi COVID-19, namun di bawah ketidakpastian, beberapa startup lokal sudah mulai melakukan pengurangan pegawai, bahkan ada yang tutup karena bangkrut.
Beberapa waktu yang lalu bahkan sempat tersiar kabar Grab yang melakukan PHK terhadap 360 karyawan atau 5% kurang dari total pegawainya. Melihat fenomena ini, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) juga memperkirakan, PHK masih akan terjadi meski memasuki fase normal baru.
Dilansir dari CNN Indonesia, Pemerintah meramalkan ekonomi Indonesia minus 3,8% pada kuartal II 2020 dan minus 1,6% akibat hantaman pandemi COVID-19. Dalam ilmu ekonomi, negara yang pertumbuhannya minus dalam dua kuartal berturut-turut artinya berpotensi masuk ke dalam jurang resesi.
"Kami berharap kuartal III dan kuartal IV 2020 (pertumbuhan ekonomi) 1,4 persen atau kalau dalam negatif bisa minus 1,6 persen. Itu technically bisa resesi kalau kuartal III negatif dan secara teknis Indonesia bisa masuk zona resesi," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Sebelumnya, apa itu Resesi? Resesi adalah keadaan di mana pertumbuhan ekonomi suatu negara tumbuh negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.
Resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi ukuran pendapatan dan manufaktur dalam periode waktu yang panjang.
Melihat tren PHK, dan jika ekonomi kuartal II dan III 2020 tumbuh minus, dipastikan Indonesia masuk ke dalam jurang resesi. Kalau sudah begini, seluruh lapisan masyarakat harus waspada karena ekonomi terbilang sedang sulit-sulitnya.
Untuk meminimalisir kemungkinan terburuk dari resesi ekonomi, kamu harus bersiap dari sekarang, simak tips mengatasi resesi agar kamu tetap tajir di saat krisis.
Buat Rencana Anggaran
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi masalah keuangan adalah membuat rencana anggaran. Anggaran keuangan ini mencangkup rencana pengeluaran mingguan, bulanan, atau tahunan. Buatlah daftar kebutuhan kamu, jika kamu mencatat apa yang kamu butuhkan maka secara objektif dan ingat, catat barang-barang yang sekiranya masuk kebutuhan primer.
Siapkan Dana Darurat
Kamu bisa tingkatkan intensitas menabung dana darurat di masa resesi. Misalnya, gaji atau penghasilan mu selama satu bulan sebanyak Rp. 5 juta, yang biasanya kamu hanya menyisihkan 10% dari penghasilan mu, untuk saat ini bisa kamu sisihkan sebanyak 25%.
Lunasi hutang
Memiliki rencana berhutang? Sepertinya tunda dulu deh. Jika kamu memiliki hutang kartu kredit, membayar hutang kartu kredit menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi kewajiban bulanan. Hal ini juga menempatkan diri kamu pada posisi untuk mulai membangun keuangan yang lebih baik. Menyingkirkan bunga-bunga di kartu kredit membebaskanmu untuk menaruh uang ke hal-hal yang lebih penting.
Cari penghasilan tambahan
Melamar pekerjaan mungkin agak sulit di masa resesi pandemi ini. Namun setiap orang pasti memiliki sesuatu yang dapat mereka dapatkan untuk uang tambahan. Misalnya, menjual barang yang tidak lagi Anda gunakan, mengasuh anak, rental motor atau mobil ataupun menjadi driver pribadi. Uang yang kamu peroleh dari kegiatan ini mungkin tampak tidak signifikan dibandingkan dengan apa yang kamu dapatkan di pekerjaan utama, tetapi jumlah kecil dapat menambah sesuatu yang bermakna di masa krisis.
Tingkatkan Skill di tempat kerja
Resesi menjadi kondisi yang menegangkan. Karena dalam kondisi krisis banyak perusahaan yang melakukan pengurangan pegawai. Untuk itu, kamu perlu meningkatkan skill sehingga perusahaan mau mempertahankan kamu. Misalnya, dengan mengambil pelatihan bersertifikat, dengan cara ini kamu masih bisa memenuhi kebutuhan bulanan sekaligus menambah kemampuan walau dalam kondisi krisis sekalipun.
Itu tadi 5 tips tetap tajir walau dalam kondisi resesi. Ingatlah resesi itu hanya sementara, selain 5 tips di atas, kunci lainnya jangan panik dan tetaplah berfikir positif. Walau pemerintah telah mempersiapkan diri untuk menghadapi resesi, namun persiapan yang paling tepat berawal dari dirimu sendiri.