Gojek Xcelerate, program akselerator startup dari Gojek dan Digitaraya, memperkenalkan tiga startup inovatif yang dinilai paling berdampak sosial positif. Tiga startup tersebut adalah Jejak.in, Etanee, dan Qlue.
Ketiganya telah mengikuti Gojek Xcelerate sejak September 2019. Jejak.in memberikan solusi teknologi layanan lingkungan hidup, Etanee adalah platform rantai pasok digital yang menghubungkan ekosistem industri pangan dari hulu ke hilir, dan Qlue merupakan aplikasi pelaporan publik untuk berbagai masalah sosial dan lingkungan di kota, seperti limbah, lampu lalu lintas yang rusak, dan parkir ilegal.
Tiga startup itu merupakan bagian dari 35 startup yang dilatih Gojek Xcelerate selama 6 bulan sejak September 2019. Program pelatihan itu telah terbagi dalam 4 angkatan, diantaranya 5 startup tanah air di bidang machine learning, 10 startup Asia Pasifik dengan pemimpin perempuan, 9 startup tanah air di bidang daily consumer innovation, dan 11 startup tanah air dengan model bisnis direct-to-consumer.
Senior System Engineer Gojek Giri Kuncoro mengatakan bahw alumni startup Gojek Xcelerate punya potensi yang besar untuk mengembangkan inovasi teknologi di bidangnya masing-masing.
"Sebagai katalisator bisnis startup, kami percaya potensi startup alumni Gojek Xcelerate mampu memperkuat ekosistem digital di Indonesia dan Asia Tenggara, sekaligus menciptakan dampak sosial yang luas dan positif bagi masyarakat," katanya.
Jejak.in, startup di bidang lingkungan mengembangkan sistem sensus pemantauan tumbuh kembang pohon dan tanaman di suatu area menggunakan perangkat lunak dan Artificial Intelligence (AI), dimana laporan data dan analisa aktual bisa diakses langsung secara online maupun offline. Kegiatan penanaman, perawatan, dan pengawasan dalam program konservasi yang dilakukan oleh Jejak.in dengan mitra-mitranya, membantu perekonomian kelompok-kelompok masyarakat di sekitar area konservasi selama masa pandemi ini.
Startup agritech Etanee tengah mengembangkan model distribusi bahan pangan melalui pemberdayaan agen mikro sebagai agregator. Hal ini sekaligus membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 bisa tetap mendapatkan penghasilan di tengah masa pandemi.
Qlue, mengembangkan ekosistem smart city di Indonesia dengan menambahkan fitur pengawasan thermal dan sistem komputer berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk memonitor perkembangan COVID-19 di dalam kota. Sebelumnya, inovasi Qlue telah membantu masyarakat DKI Jakarta dalam penanggulangan sampah, banjir, bahkan menekan kriminalitas, dengan kemampuan facial recognition dan live reporting yang dapat diakses oleh seluruh warga.
Managing Director Digitaraya Nicole Yap mengungkapkan keyakinannya bahwa alumni startup Gojek Xcelerate siap bersaing di level global dengan kemampuannya mengembangkan inovasi teknologi yang berdampak positif.
"Sampai pada saat ini 35 alumni Gojek Xcelerate telah menciptakan sebanyak 1.608 lapangan pekerjaan baru, mendapatkan lebih dari US$30 juta pendanaan, dan yang tak kalah penting 22 dari 35 alumni tersebut merupakan startup yang dipimpin oleh perempuan," jelasnya.
Dampak sosial menjadi salah satu pilar penting di Gojek Xcelerate. Dengan misi utama untuk mengakselerasi pengembangan startup merah putih, Gojek Xcelerate memberikan 35 perusahaan rintisan asal Indonesia dan Asia Pasifik program mentoring dari expert kelas dunia, seperti Gojek, Digitaraya, Google Developers, McKinsey & Company, dan UBS serta kesempatan pendanaan dari pemodal ventura dalam jaringan Gojek dan Digitaraya.