Ula, sebuah aplikasi marketplace asal Jakarta, baru saja mengumumkan pendanaan tahap awal sebesar Rp148 Miliar (US$10,5 Miliar) dari Sequoia India, dan Lightspeed India. Dengan visi memajukan UKM, Ula memanfaatkan teknologi untuk memudahkan sistem distribusi dan kredit bagi UKM.
Didirikan pada Januari 2020, Ula menjadi e-commerce marketplace B2B multi-kategori yang menggabungkan teknologi, kemampuan, dan peralatan ritel modern.
"Bagi kami, kesuksesan Ula dapat dilihat dari seberapa besar kami dapat meningkatkan kesejahteraan dan bisnis pelanggan kami,” kata Co-Founder Ula Riky Tenggara.
Di negara berkembang seperti Indonesia, kontribusi UMKM dan ritel tradisional hampir mencapai 80% dari total industri dan merupakan sumber mata pencaharian untuk jutaan masyarakat Indonesia. UMKM tidak hanya memiliki biaya operasional yang efisien, namun juga dibutuhkan wawasan yang baik dan mendalam terhadap pelanggannya. Hal ini yang menjadi nilai utama dan tidak terpisahkan bagi bisnis UMKM.
Namun sangat disayangkan, keterbatasan akses terhadap pemasok (supplier) yang tepat dan kurangnya modal usaha, menghambat pemilik UMKM dan toko-toko kecil untuk mengoptimalkan bisnis mereka di pasar yang sebetulnya memiliki kesempatan sangat besar ini. Oleh karena itu, Ula hadir dengan menjadikan pelanggan sebagai fokus utama mereka.
Ula berperan penuh terhadap pengalaman berbelanja pelanggan, dengan memberikan pilihan barang yang lengkap, harga yang lebih terjangkau, pengiriman sampai ke tempat tujuan, dan juga opsi pembayaran di kemudian hari.
Bisnis Ula telah berkembang sebesar lebih dari 10 kali lipat sejak pertama kali diluncurkan, dan pelanggan telah melakukan transaksi berulang dengan nilai transaksi 2-3 kali lebih besar dari pembelian pertama mereka. Prinsip Ula untuk selalu mengutamakan pelanggan terlihat jelas ketika pada bulan Mei 2020 tercatat adanya peningkatan jumlah toko yang melakukan transaksi di masa pandemi COVID-19.
Ula saat ini berada dalam status private beta dan sebagian besar bisnisnya beroperasi di area Jawa Timur. Dalam beberapa waktu kedepan, Ula berencana untuk melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia serta mengembangkan kategori produk yang ditawarkan seperti pakaian dan elektronik.
Sesuai dengan prinsip utama Ula, semua keuntungan yang didapatkan dari peningkatan skala ekonomi dapat dirasakan oleh UMKM – untuk meningkatkan taraf hidup pelaku UMKM, memperkuat UMKM Indonesia serta memberdayakan pengusaha mikro.
Managing Director, Sequoia Capital (India) Singapore Abheek Anand menyatakan bahwa Dengan semakin terbukanya UMKM Indonesia terhadap kemajuan teknologi, platform seperti Ula, merupakan salah satu solusi yang mudah, terjangkau, dan juga scalable untuk memudahkan pengusaha UMKM.
Sedangkan Managing Partner SMDV Roderick Purwana mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung peningkatan teknologi Indonesia. "Kami percaya fokus dan pendekatan grassroot Ula terhadap UMKM yang dipadukan dengan pengalaman e-commerce global dapat memberikan dampak yang positif dan berkesinambungan terhadap sektor ritel Indonesia," katanya.
Dengan tim yang tersebar di Indonesia, India, dan Singapura, sejak awal Ula sudah merupakan organisasi yang tidak terbatas secara geografis. Ula saat ini secara aktif mencari kandidat terbaik dengan visi yang sama, untuk berkontribusi dalam berbagai fungsi seperti category management, analytics, credit, city leader dan tim teknologi di seluruh Indonesia, Singapura, dan India.