Banyak cara bagi pelaku usaha dalam memasarkan produk atau layanan mereka untuk menarik konsumen. Salah satu teknik yang menarik dalam dunia marketing adalah Video Marketing. Istilah ini bukanlah hal baru bagi dunia periklanan, bahkan adanya komponen video dalam media sosial membuka celah pelaku usaha untuk mengembangkan usaha mereka melalui video di media sosial.
Menurut riset platform manajemen media sosial HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social bertajuk "Global Digital Reports 2020" jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 160 juta, dengan rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia mencapai 3 jam 26 menit per hari.
Angka ini di atas rata-rata global yang mencatat waktu 2 jam 24 menit per hari. Dengan begitu, penetrasi penggunaan media sosial di Indonesia sudah mencapai 59% dari total jumlah penduduk, meningkat 8,1% atau 12 juta pengguna dibandingkan tahun lalu.
Melihat cepatnya pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia, pelaku usaha tidak boleh melewatkan peluang. Dengan banyaknya platform video media sosial, pelaku usaha juga dituntut harus tetap up to date dalam melihat peluang.
Bagaimana tidak, jika pelaku usaha belum menggunakan marketing video di TikTok, maka potensi menjaring konsumen akan semakin sedikit. Jadi, ini lah sosial media yang cocok menjaring konsumen dengan teknik video marketingnya yang diprediksi bisa meningkatkan angka penjualan:
Facebook
Platform media sosial terbesar dengan lebih dari 2,4 miliar pengguna aktif, Facebook harus digunakan untuk hampir semua profesional pemasaran. Facebook menambahkan video pada 2007, dan saat ini ada lebih dari 4 miliar penayangan video terjadi di platform setiap hari.
Video yang diposting di Facebook secara alami mendapatkan 478% lebih banyak share daripada video yang diposkan dari tempat lain. Bayangkan, jika produk atau layanan jasa yang di posting ke Facebook akan kembali dishare oleh banyak orang, tentu bisnis yang dijalankan akan semakin terkenal.
Saran, sebaiknya buatlah video marketing dengan pesan yang singkat dan jelas, karena menurut riset rata-rata waktu menonton video di Facebook adalah 10 detik, dan iklan video yang lebih dari 15 detik memiliki tingkat pengabaian yang jauh lebih tinggi daripada iklan dengan yang lebih pendek.
Twitter
Twitter adalah platform berbasis teks. Namun hal yang mengejutkan, ada sekitar 2 miliar tayangan video di Twitter setiap hari, yang berarti tayangan video di Twitter telah tumbuh 67% YoY. Tweet dengan video jauh lebih populer daripada yang tanpa Tweet dengan video menarik keterlibatan 10x lebih banyak daripada yang tidak ada tweet.
Ada tiga cara untuk mempromosikan video di Twitter. Video Promosi, teknik autoplay atau video yang memutar secara otomatis dalam timeline membuat pengguna twitter melihat video tersebut lebih lama; Video Website Cards, yang dapat membantu mengarahkan pemirsa seluler ke situs website bisnis, ini menghasilkan dua kali lipat rasio klik per tayang; dan In Stream Video Ads, yang merupakan iklan yang diputar di awal video dari mitra konten Twitter.
Instagram
Instagram mendapat lebih dari satu miliar hit setiap hari. Dari angka itu, diperkirakan 69% waktu yang dihabiskan pengguna untuk menonton video di Instagram. Instagram telah memungkinkan video ditambahkan ke saluran pengguna sejak 2013, dan saat ini, Instagram menawarkan empat jenis video berbeda, yaitu feed video, Live Video Instagram, Story, dan IGTV.
Video paling populer di Instagram adalah tutorial, dengan kemungkinan view 80%, diikuti oleh video behind the scene (66%) dan Interview (62%). Sebagian besar video Instagram ditonton antara jam 8 malam dan 11 malam - sekitar 33%.
3 teknik video dan waktu tersebut bisa dimanfaatkan pelaku usaha untuk memasarkan produk. Keterlibatan influencer juga cukup memberi dampak besar bagi penjualan. Dari riset yang sama, 31% pengguna telah melakukan pembelian langsung setelah menonton iklan video di Instagram.
TikTok
Diluncurkan pada tahun 2017, TikTok digunakan untuk berbagi konten video bentuk pendek, biasanya antara 3 dan 60 detik.
Saat ini banyak bisnis, menggunakan TikTok untuk pemasaran agar terhubung dengan target pelanggan mereka. Ini juga merupakan platform yang sangat banyak digunakan, dengan lebih dari 800 juta pengguna aktif bulanan, yang rata-rata menggunakan TikTok untuk 45 menit setiap hari.
41% pengguna TikTok berusia antara 16 dan 24, maka pelaku usaha dapat memasarkan produk mereka yang sekiranya cocok dengan range usia dari pengguna TikTok.
LinkedIn
66% profesional pemasaran berencana untuk memposting video di LinkedIn pada tahun 2020, dan 87% pemasar yang telah memposting video di platform menyatakan bahwa platform ini telah menjadi saluran yang efektif. Meskipun umumnya pelanggan tidak terlibat dengan merek di LinkedIn seperti halnya di saluran media sosial lainnya, masih ada cara untuk mempromosikan diri dan perusahaan di LinkedIn.
Tidak semua video akan berfungsi di platform yang sama, seperti video lucu-lucuan di TikTok kemungkinan besar akan diabaikan di LinkedIn, jadi buatlah konten video dengan target sesuai pengguna sosial media. Pastikan video marketing yang dibuat memiliki resolusi yang cocok untuk pengguna seluler, karena sosial media sangatlah identik dengan smartphone.
Selain itu, gunakan strategi yang sama dengan saluran media sosial lainnya, pastikan pesan yang disampaikan sampai dan menarik bagi konsumen, jangan lupa tambahkan subtitle sehingga penonton tuna rungu dapat memahami pesan dari video marketing tersebut.