Saatnya Tukang Jamu Naik Kelas

Oleh: Ana Fauziyah
Selasa, 19 Desember 2017 | 02:55 WIB
Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai produsen jamu atau herbal di dunia setelah China, India, dan Korea

Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Indonesia menempati urutan ke-4 sebagai produsen jamu atau herbal di dunia setelah China, India, dan Korea. Indonesia juga memiliki 30 ribu jenis tanaman herbal sehingga menjadikan potensi industri jamu nasional memiliki daya saing global.

Guna mengoptimalkan potensi sumber daya dan menghasilkan produk yang inovatif dan kompetitif, Kemenperin mendorong industri jamu nasional untuk go online sesuai kebutuhan pasar saat ini. “Selain meningkatkan inovasi produk, kami harapkan juga produknya bisa diperjualbelikan secara online. Upaya ini untuk memasuki fase revolusi industri ke-4,” jelas Menperin Airlangga Hartarto dikutip dari siaran resmi (Selasa, 19/12).

Dirjen IKM Gati Wibawaningsih menjelaskan program pengembangan industri jamu nasional ke depannya akan diarahkan untuk mendorong penguasaan di bidang teknologi, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, serta mengembangkan dan mengamankan pasar dalam negeri sebagai basis untuk peningkatan industri jamu nasional yang mandiri dan berdaya saing global.

Gati juga menyebut bahwa industri obat tradisional menjadi salah satu sektor andalan karena sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang. Saat ini terdapat 986 industri jamu yang terdiri dari 102 Industri Obat Tradisional (IOT) dan selebihnya termasuk Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yang tersebar di wilayah Indonesia terutama di Pulau Jawa.

“Hingga saat ini, industri obat tradisional mampu menyerap lebih dari 15 juta tenaga kerja, tiga juta diantaranya terserap di industri jamu yang berfungsi sebagai obat, dan 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang telah berkembang ke arah makanan, minuman, kosmetik, spa, dan aromaterapi. Artinya, sektor ini tergolong padat karya dan kami dorong agar juga berorientasi ekspor,” papar Gati.