Indeks pengembangan teknologi komunikasi dan informatika atau ICT Development Index (IDI) Indonesia masih tergolong rendah. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada tahun 2016 Indonesia memiliki nilai IDI sebesar 3.86 dan berada di peringkat 115 di dunia. Dalam tataran regional Indonesia (Asia dan Pasifik), peringkat Indonesia pada posisi 19.
IDI adalah indeks komposit yang mengombinasi 11 indikator menjadi satu buah ukuran perbandingan. Indikator ini dapat menjadi alat untuk membandingkan pengembangan TIK antarnegara. Publikasi indeks ini dimulai dari tahun 2009 oleh International Telecommunication Union (ITU). Tujuannya untuk mengetahui level dan perkembangan indeks antarnegara, mengetahui perkembangan IDI di negara berkembang dan negara maju, mengukur digital divide, dan perbedaan IDI antarnegara.
Dalam rangka meningkatkan IDI Indonesia, Kominfo menggelar simposium dengan tema “Enhancing Stakeholders Collaboration to Improve Indonesia’s IDI” di Grand Sahid Jakarta dari tanggal 12 s.d. 13 Desember 2017. Simposium tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang terlibat dapat memberikan inisiatif, pemikiran dan hasil karya pengetahuan untuk meningkatkan posisi IDI Indonesia.
Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel A. Pangarepan, menyampaikan penghargaan terhadap konsultan ITU untuk berbagi pengetahuan tentang IDI. “Kita berterima kasih Koay Hock Eng, Consultant, ITU, sudah mau datang ke sini sharing pengetahuannya sehingga kita bisa tahu kalau memang ada kekurangan-kekurangan dalam kita menghitung index ini, kita tahu oh ternyata ini yang kita perlu, umpamanya Indonesia digital literasinya yang rendah atau ICT digital skill-nya yang perlu ditingkatkan,” ungkap Semuel dikutip dari keterangan resminya, (Rabu, 13/12).
Hasil simposium akan digunakan dalam pembahasan lanjutan FGD ahli sehingga menghasilkan dokumen acuan langkah strategis Indonesia dalam meningkatkan IDI. Hasil Simposium Peningkatan IDI Indonesia dipergunakan unit kerja di lingkungan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, kementerian dan lembaga terkait lainnya serta masyarakat baik nasional dan internasional sebagai acuan strategis pengembangan TIK di Indonesia.