Tahun 2018 disebut-sebut sebagai tahun politik dengan banyaknya penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia, juga atmosfer politik yang semakin marak menjelang pemilihan presiden pada tahun 2019. Kondisi itu disebut-sebut telah membuat banyak kalangan bisnis cemas, ditambah dengan technology disruption yang berdampak pada industri ritel dan mengubah gaya berbelanja konsumen.
“Memang kita sudah mulai political year nasional. Kemungkinan suku dan agama akan dimainkan untuk politik. Begitu banyak hal yang tidak dapat diketahui dengan pasti,” tutur Founder & Chairman MarkPlus Inc. Hermawan Kartajaya saat memberikan sambutan pada acara The Markplus Conference 2018 di Hotel Riltz Carlton Jakarta, Kamis (8/12).
Namun Hermawan meminta para pelaku bisnis tidak usah takut menghadapi tahun politik 2018. “Tidak perlu takut. Anda jangan takut mati kena tech disruption,” ujarnya. Ia menyatakan jawaban untuk menghadapi tahun 2018 adalah dengan mengibaratkan diri menjadi nahkoda sebuah kapal. “Anda harus memiliki kompas yang tepat agar bisa mengarahkan bisnis Anda ke arah yang benar dan lebih baik,” jelasnya.
Ia juga meminta para pelaku bisnis optimis melihat hal-hal yang positif di tahun 2018, seperti Asian Games yang akan berlangsung pada bulan Agustus 2018. Pelaku bisnis juga harus kreatif menghadapi perubahan pasar. “Kalau ritel lama tutup ya bikin ritel baru. Kalau offline lemah, bikin online,” tuturnya. Namun ia juga mengingatkan agar inovasi yang dilakukan tidak keblablasan sehingga justru malah jadi bumerang.
Menurutnya, strategi marketing yang bagus saja tidak akan berhasil untuk menghadapi tahun 2018. Inovasi di bidang marketing juga harus diimbangi dengan kemampuan mengatur segi finansial, organizational compass, juga membaca studi kasus. “Jadi salah sekali kalau 2018 nggak optimis,” tegas Hermawan lagi.