Perusahaan pengelola jaringan Internet of Things (IoT) terbesar di dunia, Sigfox, mempunyai CEO baru di Indonesia.
Sigfox Indonesia menunjuk Johnny Swandi Sjam sebagai Chief Executive Officer Sigfox Indonesia untuk menggantikan Irfan Setiaputra, yang baru saja dilantik untuk memimpin maskapai flag carrier Indonesia, Garuda Indonesia.
"Tugas saya adalah untuk meneruskan bisnis yang sudah dirintis oleh CEO sebelumnya, Pak Irfan, beserta tim yaitu untuk memberikan dukungan penuh transformasi digital di Indonesia sesuai dengan fokus bisnis kami di bidang Low Powered IoT," kata Johnny.
Johnny mempunyai pengalaman cukup mumpuni di industri teknologi dan telekomunikasi. Pria kelahiran Jakarta ini pernah menduduki posisi kunci sebagai CEO dan Presiden Direktur Indosat (2007 - 2009) dan Presiden Direktur PT Sisindosat Lintas Buana (1998 - 2000).
Sebelum ditunjuk menjadi CEO Sigfox Indonesia, Johnny menjabat anggota komisaris di beberapa perusahaan teknologi dan telekomunikasi seperti PT INTI (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia dan PT Bali Towerindo Sentra.
Johnny juga merupakan salah satu penggerak Sigfox Indonesia sejak pertama berdiri. Dengan pengalaman di bidang industri ICT dan dengan pengalaman memimpin berbagai perusahaan di bidang ICT antara lain mengawal perubahan dari Satelindo menjadi Indosat, Johnny memiliki jaringan yang sangat kuat di industri TI. Johnny akan bekerja bersama tim IT profesional di Sigfox Indonesia.
Salah satu inisiatif Sigfox Indonesia untuk perkembangan penggunaan IoT di Indonesia adalah Sigfox Build dan Sigfox Connect. Sigfox Build merupakan wadah kolaborasi bagi para pembuat atau produsen piranti sensor dan pengembang aplikasi atau program.
Melalui program Sigfox Build, Sigfox Indonesia akan menyediakan sumber daya lengkap, mulai dari desain piranti dan aplikasi, pengembangan prototipe hingga pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi produk dan pembekalan dalam pengembangan bisnis.
Sedangkan Sigfox Connect adalah pameran teknologi IoT yang mempertemukan berbagai pelaku industri global (rantai pasok, logistik, kimia, otomotif, teknologi komputer, utilitas) seperti DHL, Michellin, Qantas Airways dan LSM di bidang konservasi satwa langka yaitu WWF yang aktif menggunakan teknologi IoT untuk kegiatan operasionalnya dengan para pembuat piranti dan aplikasi.