PT Sistim Digital Transaksi Indonesia (SDTI), anak perusahaan PT Multi Inti Digital Bisnis (MDB) baru saja meluncurkan coopRASI, aplikasi khusus bagi insan perkoperasian di Indonesia. Peluncurannya bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) Expo 2019 yang digelar di Purwokerto, Jawa Tengah, 11-14 Juli 2019.
Pameran yang menghadirkan sekitar 200 stand ini memamerkan pencapaian gerakan koperasi nasional bersama DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia) dan pemerintah baik pusat maupun daerah, perusahaan swasta, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), serta instansi terkait lainnya di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, CEO PT Multi Inti Digital Bisnis (MDB), Subhan Novianda menyebutkan bahwa coopRASI menyediakan dua platform berbeda. Pertama mobile apps untuk anggota dan core system untuk pengelola koperasi, dan keduanya terintegrasi satu sama lain.
Baca juga: apliMenkominfo Sebut Aplikasi Pendidikan dan Kesehatan ‘Lahan Basah’ untuk Startup
Nilai tambah dari aplikasi ini, SDTI menyediakan jasa dalam menyusun konsep bisnis, proses yang akan diimplementasikan pada koperasi dan juga sebagai pendukung penyedia SOP dan kebijakan yang berkaitan dengan transaksi operasional dan sistem yang diterapkan.
Menurut Subhan, ada dua layanan yang ditawarkan coopRASI. Pertama, coopRASI mobile application. Aplikasi mobile ini membuat transformasi digital pada koperasi sehingga para anggotanya dapat melihat saldo simpanan, pinjaman, dan sisa hasil usaha melalui smartphone. Selain itu, melalui aplikasi mobile ini para anggota koperasi dapat memperoleh kemudahan untuk melakukan transfer antar anggota.
Layanan kedua adalah coopRASI Core System yang berbasis online sehingga dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan keamanan standar perusahaan multinasional. Tidak hanya sebagai pendukung pencatatan operasional namun dapat juga digunakan sebagai peningkatan valuasi dari koperasi.
Baca juga: Potensi E-Commerce Pimpin Pasar Aplikasi Mobile di Indonesia
Produk ini tidak hanya berisikan modul koperasi namun juga dilengkapi dengan kemampuan Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga di dalamnya terdapat modul purchasing, sales, inventory, hingga finance dan accounting.
Dengan sistem yang ada, SDTI mematok harga berdasarkan total valuasi koperasi itu sendiri. Misalnya, jika total asetnya kurang dari Rp200 juta akan dikenakan biaya Rp750 ribu/ bulan, Rp200 juta-Rp750 juta biayanya Rp1.250.000, dan aset di atas Rp750 juta biayanya Rp3 juta. Metode pembayarannya dibayarkan per bulan dan disediakan juga aplikasi mobile layaknya mobile banking.
Dengan model seperti ini software ini dapat dijangkau oleh semua koperasi, baik kelas menengah maupun atas. Selain itu koperasi yang menggunakan aplikasi ini tidak perlu membeli software dan hardware, karena dengan aplikasi yang ditawarkan terbukti lebih efisien sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk software dan hardware.
Sebagai start up, coopRASI untuk tahap awal belum memasang target, karena akan lebih gencar melakukan sosialisasi dan edukasi, mengingat aplikasi ini relatif baru.
"Tahun 2020 saya menargetkan aplikasi ini digunakan 100 koperasi dengan pendapatan sekitar Rp1,8 miliar. Dengan jumlah koperasi aktif 138.140 unit per 2018, peluang untuk menggarap pasar ini sangat besar. Kalau bisa menggarap 1% saja, saya optimis aplikasi ini akan semakin diminati pelaku koperasi di Indonesia," kata Subhan.
Baca juga: Ciptakan Aplikasi Bagi Pasien Tuberkulosis, Mahasiswa UII Raih Penghargaan di Taiwan
Melalui koperasi pemerintah bertekad untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan lapangan kerja, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi disertai pemerataan kesejahteraan masyarakat. Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar dengan digitalisasi, sebagai perusahaan swasta SDTI ingin berkontribusi dengan mendorong pertumbuhan koperasi berbasis teknologi alias koperasi digital.
"Kami ingin mengambil bagian dalam mendukung pemerintah menjadikan koperasi sebagai aktor pembangunan yang berperan secara signifikan dalam memajukan perekonomian nasional," ungkap Tedy Agustiansjah, Chairman Multi Inti Sarana (MIS) Group.
Yuk, bahu membahu memajukan koperasi Indonesia!
Baca juga: Sudah Bikin Aplikasi, Jangan Lupa Dirawat