3 Tantangan Ini Merupakan Penghambat Berkembangnya Fintech di Indonesia

Oleh: Ana Fauziyah
Senin, 21 Agustus 2017 | 07:16 WIB
Di era yang serba canggih ini, transaksi online bukan lagi hal yang istimewa

Di era yang serba canggih ini, transaksi online bukan lagi hal yang istimewa. Mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari hingga pemesanan tiket pesawat kini bisa dilakukan secara online, melalui gawai atau smartphone. Berkembangnya industri jual beli dan jasa online tentu saja tidak lepas dari keberadaan  financial technology (teknologi keuangan) atau yang biasa dikenal sebagai fintech.

Perkembangan fintech di Indonesia memang tidak main-main. Berdasarkan data OJK (Otoritas Jasa Keuangan), setidaknya ada 120 perusahaan fintech yang terdaftar dengan ragam produk baik fisik maupun nonfisik. Hal ini membuktikan bahwa peluang perusahaan fintech untuk berkembang di Indonesia cukup menjanjikan.

Meskipun potensi bisnis ini luar biasa, bukan berarti fintech tidak akan mengalami kesulitan. Di Indonesia saja, ada banyak aspek yang dianggap mampu menghambat perkembangan industri ini. Apa saja 3 tantangan yang akan dihadapi para pelaku bisnis fintech? Berikut ulasannya,

1. Kurangnya kesadaran masyarakat

Meskipun hampir semua orang di Indonesia menggunakan smartphone dan merupakan pengguna internet aktif, tapi ternyata tidak semua memanfaatkan keberadaan fintech. Bahkan banyak dari pengguna smartphone yang tidak memiliki rekening di bank.

Hal ini tentu saja dapat menghambat pertumbuhan fintech di negara kita. Karena tanpa konsumen, inovasi produk teknologi keuangan pun akan sia-sia saja.

2. Kurangnya infrastruktur pendukung dari pemerintah

Salah satu infrastruktur yang diharapkan dapat mendukung financial technology adalah E-KTP. Tetapi kurangnya dukungan pemerintah untuk segera memusatkan seluruh data penduduknya membuat keamanan dan kesolidan produk fintech tidak begitu terjamin.

Risiko penipuan dan penyalahgunaan pun masih rentan terjadi. Karena itulah, agar fintech bisa berkembang dengan baik, pemerintah wajid mengeluarkan regulasi khusus untuk menjamin keamanan dua belah pihak. Yaitu konsumen sebagai pengguna fintech dan pemilik perusahaan sebagai penyedia teknologi keuangan.

3. Fintech di Indonesia masih eksklusif

Beberapa perusahaan fintech di Indonesia masih ada yang menciptakan produk mereka agar berfungsi di smartphone tertentu. Padahal jika ingin berkembang pesat, sebuah fintech seharusnya mampu berfungsi di segala macam jenis gadget dan berafiliasi dengan berbagai bank atau lembaga keuangan untuk memperluas jangkauan konsumen.

Keeksklusifan memang akan membuat keuntungan yang didapat berlipat. Tapi di masa yang akan datang, hal ini bisa mengakibatkan mengecilnya jangkauan pasar pengguna fintech dan turunnya angka penggunaan teknologi keuangan di Indonesia.

Itulah 3 tantangan yang dianggap dapat menghambat perkembangan financial technology di Indonesia. Semoga bermanfaat.