Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia berpotensi menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia pada tahun 2020. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat menjadi pembicara pada Pertemuan Ke-25 Pemimpin Ekonomi Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) di Da Nang, Viet Nam, Sabtu (11/11) kemarin.
Di hadapan para pemimpin negara-negara APEC, Presiden menegaskan bahwa peluang tersebut sangat mungkin terjadi mengingat saat ini terdapat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna gawai di seluruh Indonesia. Potensi tersebut dapat mendatangkan kesempatan baru bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pola bisnis sebelumnya dan usaha kecil menengah (UKM).
Namun Presiden juga mengajak seluruh pemimpin negara APEC agar tetap waspada menghadapi perubahan digital ekonomi yang sangat cepat dan juga membawa dampak disruptif terhadap kondisi yang sudah mapan sebelumnya.
“Pemerintah harus mengambil posisi yang tepat dalam memfasilitasi transformasi yang tidak selalu mulus dengan tetap memprioritaskan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan penciptaan kesempatan kerja yang produktif,” ujar Jokowi.
Untuk itu, Presiden mendorong APEC memastikan digital ekonomi berjalan sesuai dengan harapan. “Saya mendorong APEC untuk turut memastikan bahwa digital ekonomi mendatangkan keuntungan bagi rakyat dan meningkatkan inklusivitas,” ujar Jokowi.