Di tahun 2017, pertumbuhan startup di Indonesia memang sedikit mengalami penurunan. Dikutip dari data Tech in Asia, jumlah startup baru yang muncul hingga kuartal kedua 2017 mengalami penurunan hingga 23% dibandingkan tahun 2016.
Meskipun demikian, tren startup masih akan naik seiring banyaknya investor yang mencari peluang untuk mendanai startup yang menjanjikan dan memiliki tren positif cukup tinggi. Namun, apakah tren ini akan terus berlanjut pada 2018 mendatang?
Dalam sesi conference yang digelar di Acara Tech in Asia 2017, Kamis (2/11), Abheek Anand, Principal dari Sequoia Capital mengatakan banyak investor luar yang masih menargetkan investasi ke berbagai sektor di Asia Tenggara.
“Ekspektasinya akan masih banyak pendanaan. Sejumlah perusahaan masih akan berlomba-lomba menjajaki investasi dan makin banyak dana yang mengalir ke kawasan Asia Tenggara,” jelas Anand.
Hal senada disampaikan Justin Hall, Principal dari Golden Gate Ventures yang menganggap iklim investasi masih cenderung kondusif. “Jumlah investor akan terus meningkat, tapi sebagai venture capitalist kami akan mulai melihat perusahaan yang benar-benar kuat dan akan tumbuh.”
Dari survei internal yang dilakukan Golden Gate Ventures, potensi pendanaan masih akan fokus di fintech dan marketplace, tapi tak menutup kemungkinan fleksibilitas investasi seri A, B, dan C ke sektor lainnya. Di Indonesia, Justin memprediksi investor masih mengarah ke sektor e-commerce dan fintech.
Berkaitan dengan hal tersebut, Anand sebagai pimpinan VC di balik kefenomenalan Go-Jek mengatakan kesuksesan pitching menjadi penting karena tiap startup pasti bersaing untuk menarik minat investor mendanai bisnisnya.
“Pitching sebenarnya dimulai dari sejak sebelum bertemu investor. Coba gali informasi dan ketahui apa yang investor pikirkan. Berikan model bisnis se-real mungkin, tawarkan sesuatu yang unik. Banyak problem yang ada di masyarakat dan coba pecahkan, tak harus selalu membuka bisnis baru tapi kembangkan yang sudah ada,” jelasnya.