Rendahnya tingkat partisipasi perempuan di dunia teknologi masih menjadi isu. Bidang seperti data science masih belum terlalu banyak di isi oleh perempuan. Statistik menunjukkan perempuan hanya mengisi sekitar 15% dunia data science.
Stereotip yang berkembang selama ini, karier di dunia teknologi khususnya data science identik dengan laki-laki. Namun di Indonesia, ada beberapa perempuan tangguh yang sudah lama bekecimpung di industri ini, bahkan menempati posisi-posisi strategis dalam suatu perusahaan. Salah satunya adalah Geraldine Chia, chief data & analytics officer MOKA, startup pengembang Saas (Software as a Service) untuk Point of Sale (POS).
Sebagai seorang data scientist, Geraldine berperan penting dalam mengumpulkan, mengolah, mempresentasikan hingga menyajikan data yang berkaitan dengan suatu industri tertentu. Sajian data hasil pengamatan tersebut nantinya digunakan untuk memajukan industri terkait.
Baca juga: Neneng Goenadi, Perempuan yang Memimpin Laki-Laki
Sebelum masuk ke Moka, Geraldine pernah bekerja di Lazada sebagai VP of Analytics di Singapura, Yahoo dan Disney. Selain berprofesi sebagai data scientist, Geraldine juga istri sekaligus ibu 3 anak.
Sebagai ibu yang aktif bekerja, ia selalu berusaha membagi waktu secara adil antara bekerja dan keluarga. Menurutnya, bekerja dengan data bukan hanya sebuah pekerjaan, melainkan passion. Ia suka mengolah dan membuat data menjadi sesuatu yang mudah dipahami sehingga dapat membantu proses pengambilan keputusan.
Bidang data science memang didominasi oleh para pria. Namun, bagi Geraldine hal tersebut bukan sesuatu yang menyulitkan. Beruntungnya, ia bekerja di tim yang memiliki solidaritas tinggi dan tidak memandang sebelah mata dirinya hanya karena ia perempuan.
Baca juga: Tahun 2019, Saatnya Perempuan Ambil Peran!
Mencintai dunia data
Geraldine muda sempat berambisi menjadi forensics scientist. Ambisi ini membawanya pada pekerjaan pertamanya sebagai data scientist. Perempuan yang mengambil gelar Master di Stanford University ini berperan mengidentifikasi masalah, menghadirkan solusi dan memberikan penjelasan agar mudah dipahami orang lain.
Dari situlah awal mula kecintaannya pada dunia data science. Ia belajar memahami perilaku pengguna untuk dapat memahami pengambilan keputusan yang tepat. Berangkat dari sana, ia melanjutkan kecintaannya pada data dan melanjutkan kariernya sebagai ahli di dunia yang ia cintai ini.
Baca juga: Yap! Ternyata Perempuan Lebih Unggul dari Laki-Laki. Ini Buktinya!
Harapan dan tujuan
Memeringati Hari Perempuan Sedunia pada 8 Maret ini, Geraldine menjadi sosok inspirasi sebagai perempuan gigih yang berperan sebagai data scientist, istri dan ibu dalam satu waktu. Ke depan Geraldine akan membentuk sebuah grup yang ia sebut sebagai initiating women group di Moka sebagai wadah berkumpulnya perempuan untuk membicarakan segala hal.
"Bisa membuat perubahan yang lebih baik merupakan suatu pencapaian untuk diri saja," tutupnya.
Kamu juga bisa, kan?
Baca juga: Perempuan Berpeluang Memimpin di Era Disrupsi Digital