Beberapa waktu lalu, Grab mengumumkan penunjukkan Neneng Goenadi sebagai Managing Director Grab Indonesia yang baru. Neneng menggantikan posisi Ridzki Kramadibrata yang kini menjadi Presiden Grab Indonesia. Masa transisinya sendiri akan berlangsung 6 bulan.
Sebelum bergabung dengan Grab Indonesia, Neneng telah memiliki pengalaman 30 tahun bersama Accenture Indonesia (AI). Ditunjuknya wanita lulusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan ini diharapkan membawa angle yang berbeda untuk perusahaan yang baru saja mengumumkan diri menjadi Decacorn pertama di Asia Tenggara ini.
Neneng mengungkapkan dua alasan mengapa ia menerima posisi barunya ini. "Pertama, nilai yang dibawa Grab sesuai dengan saya. Grab memberi kesempatan kepada semua orang untuk mendapat akses terhadap income dan finansial. Jadi, impact-nya sangat besar," katanya dalam wawancara eksklusif dengan Digination.id (27/2).
Kedua, menurutnya, posisi barunya ini adalah hal dan tantangan baru. "Bedanya, dulu saya memberikan advice, sekarang saya pelakunya," lanjutnya.
Baca juga: Grab Makin Getol Garap Indonesia
Mengingat semakin banyaknya jumlah direktur perempuan yang mengambil peran di berbagai perusahaan ternama di Indonesia, kiprah Neneng bisa dijadikan contoh bahwa berkarier sukses tidak ditentukan oleh jender.
Perempuan lulusan Bisnis Administrasi di Cleveland State University ini menyatakan, "Sebenarnya, salah banget kalau Grab itu "laki-laki banget". Memang, service-nya (driver-nya) kebanyakan laki-laki. Tapi, yang manage di Grab Indonesia banyak perempuan. Grab Car, Grab Express, dan Grab Bike dipimpin perempuan yang masih muda. Perempuan sekarang hebat-hebat, kok!"
Rasio jumlah karyawan perempuan dan laki-laki di Grab Indonesia saat ini sudah mencapai 40:60. "Angka ini masih bisa meningkat. Grab gak melihat apakah dia perempuan atau laki-laki."
Menurut perempuan yang pernah menduduki posisi puncak di AI ini, bakat dan kemampuan adalah hal yang lebih penting untuk dipertimbangkan daripada hanya menilai apakah dia perempuan atau laki-laki. Karena, sekarang dicari Women in STEM Fields atau perempuan yang menguasai bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, teknik, dan matematika. Ia menambahkan, "Mitra Grab yang difabel pun juga banyak. Hal ini menunjukkan bahwa kami adalah perusahaan yang inklusif."
Baca juga: 5 Jurus Jadi Womenpreneur Sukses
Managing Director baru Grab Indonesia itu mengungkapkan bahwa dalam memimpin perusahaan harus selalu optimis, "Kalau dianalisis SWOT, saya lebih melihat kepada S (Strenghts atau kekuatan) dan O (Opportunities atau peluang). Gak melihat segi T (Threats atau ancaman) dan W (Weaknesses atau kelemahan). Kami selalu optimis." Grab, kata Neneng, ingin membantu Indonesia dalam hal ekonomi digital. Beberapa contohnya adalah membuka lapangan kerja untuk ahli teknologi, meningkatkan socio entrepreneurship, juga financial inclusion.
Baca juga: Melek Literasi Digital, Mahasiswa Didorong Ciptakan Wirausaha Baru
Grab Indonesia juga berupaya untuk memberikan akses permodalan dan pelatihan untuk startup di Indonesia. Diantaranya bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Tahun 2018 lalu, ada 3 startup Indonesia yang diberikan akses tersebut. Mereka adalah Bookmyshow, Sejasa, dan Minutes Barber. Tidak hanya startup, ke depannya akan banyak lagi program yang untuk mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia untuk terus maju.
Hingga artikel ini dimuat, Grab sudah hadir di 222 kota di Indonesia. Padahal tahun 2017 meraka baru menjangkau 12 kota saja. "Target selanjutnya menjangkau semaksimal mungkin yang kami bisa. Ekspansi yang cepat ini juga bertujuan untuk menjangkau masyarakat luas agar mendapatkan akses terhadap finansial," tutup Neneng.
Pastinya bermanfaat untuk Indonesia, ya...
Baca juga: Bangun Layanannya Bersama Mitra, Grab Kenalkan GrabPlatform