Wawancara kerja berjalan lancar, bahkan interaksi di ruang wawancara berjalan baik. Tetapi saat menerima e-mail hanya tertulis ucapan terima kasih alias lamaranmu ditolak. Hmm... kejadian ini tentu membuatmu garuk-garuk kepala dan bertanya, "Ngapa, ya?"
Seringkali penolakan memang tidak disertai dengan penjelasan. Faktanya hanya 27% dari lebih dari 5.000 kandidat pekerja yang memperoleh penjelasan setelah wawancara. Pertanyaannya sekarang, mengapa banyak perusahaan yang tidak memberikan penjelasan kepada kandidat terkait alasan penolakannya?
Ada beberapa asumsi. Pertama, citra perusahaan agar tidak terlihat kasar. Kadang menolak tanpa penjelasan dipilih untuk menghindari kesan buruk kepada para kandidat. Kedua, bentuk pertahanan diri. Perusahaan takut akan litigasi atau tuntutan hukum dari kandidat yang mereka tolak. Mengapa? Karena setiap kandidat memiliki hak untuk mengajukan klaim diskriminasi pekerjaan dengan Equal Employment Opportunity (EEO) terhadap perusahaan yang menolaknya.
Padahal dengan mengatahui alasan penolakan bisa menjadi pembelajaran penting untuk lebih baik di waktu mendatang. Berikut 4 cara yang bisa kamu lakukan untuk mengetahui alasan penolakan sebenarnya:
1. Mengontak relasi
Setelah menerima e-mail penolakan, mulailah mengkontak orang yang kamu kenal di perusahaan tersebut, kata Jill Gugino Pante, direktur Lerner Career Services Center di University of Delaware.
"Mulialah dengan menanyakan tentang keterampilan apa yang perlu dikembangkan agar lebih kompetitif dalam bidang ini," lanjutnya. "Namun ada kemungkinan kamu tidak mendapatkan tanggapan."
Saran dari Tammy Cohen, founder Info Mart, perusahaan investigasi, jika memungkinkan hubungi langsung manajer HRD atau perwakilan bidang SDM. "Bertanya langsung pada manajer lebih berpeluang untuk mendapatkan jawaban yang jujur dan gamblang," kata Cohen.
Baca juga: Ssst... Ini Bocoran Wawancara Kerja yang Yahud!
Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mencari penjelasan adalah menghubungi via telepon, kata Tom Moran, CEO Addison Group, perusahaan perekrutan profesional. "Beberapa perusahaan menghindari komunikasi via e-mail karena takut terhadap konsekuensi hukum," lanjutnya. "Atur panggilan telepon dengan mengirim e-mail atau mengirim pesan via LinkedIn yang meminta waktu untuk melakukan percakapan singkat."
Pelatih kepemimpinan, Flame Schoeder menyarankan untuk mengirim pesan seperti ini, "Saya sedang mencari tahu alasan mengapa tidak dipilih untuk posisi ini. Jawaban anda akan sangat berharga bagi saya. Saya terbuka untuk mendengarkannya secara jujur. Karenanya, bisakah untuk meluangkan waktu sebentar, mengatur panggilan cukup hanya 15 menit untuk membicarakannya?"
Baca juga: Mmm, Pilih Kerja atau Bisnis, Ya?
3. Hal yang harus ditanyakan
Saat memulai obrolan, Cohen menyarankan untuk mengawali dengan mengucapkan terima kasih. "Berterima kasihlah kepada pewawancara saat membuka percakapan dengan nada positif," katanya. Setelah memperkenalkan diri, tanyakan beberapa pertanyaan singkat dan spesifik untuk mendapatkan informasi yang berguna untukmu.
Ajukan pertanyaan berikut:
- Apakah saya tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan ini?
- Apakah ada hal khusus yang bisa saya tingkatkan?
- Apakah saat wawancara saya menjawab dengan baik?
- Apakah saya sudah menyebutkan pengalaman dan pencapaian yang relevan dengan kebutuhan perusahaan Anda?
- Apakah anda memiliki saran tentang bagaimana saya dapat meningkatkan CV atau surat lamaran saya?
Dan pertanyaan terakhir, "Mengapa saya tidak mendapatkan pekerjaan ini?
Baca juga: Ini 5 Pekerjaan Ideal Buat Kamu yang Introvert
Jika perusahaan menolak untuk menjawab, jangan menyerah mencari informasi.
"Jika kamu tidak bisa mendapatkan penjelasan langsung dari perusahaan, carilah sumber lain," kata Gugino Pante.
Temui mentor atau pelatih layanan karier terpercaya untuk melakukan wawancara tiruan denganmu. Dengan bantuan ahli ini, kamu akan menemukan alasan mengapa kamu ditolak.
"Kesalahan yang sering terjadi adalah kandidat tidak menjawab pertanyaan, tidak memberikan contoh spesifik, atau malah fokus pada kekurangan yang tertulis di CV," lanjutnya.
Kamu sendiri bagaimana?
Baca juga: Sst.. Ini Tips Datang ke Job Fair!