LINE, perusahaan aplikasi komunikasi yang menawarkan panggilan dan pengiriman pesan secara gratis ini telah berinvestasi sekitar USD 182 juta dalam bisnis pembayaran digital dalam upaya memperluas area operasinya.
Suntikan modal ini dilakukan terhadap anak perusahaannya, LINE Pay. Dalam sebuah laporan, LINE mengatakan bahwa dana yang diinvestasikan itu diperlukan untuk pengoperasian bisnisnya di masa depan. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan mengenai hal tersebut.
Sejak berdiri 2014, perusahaan asal Jepang ini terus memperluas operasi pembayaran digitalnya secara agresif di sektor perbankan. Hal ini untuk mendorong basis pengguna di Jepang yang mencapai 50 juta orang. Angka ini hampir dua kali lipat dari rekening perorangan yang dimiliki bank terbesar di Jepang, MUFG Bank.
Baca juga: Wow, Pemerintah Tokyo Gelontorkan 50 Juta Yen Untuk Turnamen eSport!
Investasi terhadap LINE Pay ini datang setelah perusahaan mengumumkan kerugian JPY 5,79 miliar meskipun pendapatannya tumbuh 24% menjadi JPY 207,18 miliar. Ini tertera dalam laporan keuangan LINE terbaru yang dirilis pada Desember 2018.
Karena Jepang berada dalam jalur menuju masyarakat yang cashless, perusahaan raksasa komunikasi ini memanfaatkan potensi besar ruang pembayaran digital. Apalagi, Pemerintah Jepang ingin menjadikan 2020 Olympic Games di Tokyo sebagai "batu loncatan" untuk mendorong ekonomi digital.
Terlepas dari layanan LINE Pay, perusahaan juga telah menandatangani kesepakatan dengan raksasa internet Tiongkok, Tencent, yang merupakan operator di balik aplikasi WeChat untuk meluncurkan kartu kredit Visa yang akan membantu wisatawan Tiongkok di Jepang.
Baca juga: 3 Era Perkembangan Digital Payment di Indonesia
Selain menghasilkan uang melalui investasi lintas industri ke sektor perbankan dan keuangan, LINE juga bertaruh tinggi pada cryptocurrency. Tahun lalu, mereka mengumumkan rencana penawaran pinjaman, asuransi, dan layanan lain yang didukung oleh cryptocurrency.
Perusahaan aplikasi paling populer di Asia ini belum lama menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan perusahaan keuangan lokal Nomura Holdings dan LVC Corporation untuk membentuk aliansi blockchain. Nantinya, Nomura akan menyediakan akses investasi, pembiayaan, dan layanan terkait kepada pelanggan individu, swasta, dan pemerintah. Sedangkan LINE dan LVC akan mengawasi aset digital messenger dan unit bisnis blockchain.
Di luar Jepang, LINE Pay memiliki kehadiran yang kuat di tiga pasar terkemuka seperti Taiwan, dan dua negara di Asia Tenggara, yaitu Thailand dan Indonesia. LINE mengklaim memiliki lebih dari 165 juta pengguna aktif bulanan dan 40 juta pengguna LINE Pay terdaftar dari tiga negara itu.
Kehadiran perusahaan raksasa ini di seluruh Asia memang sangat diperhitungkan. Walaupun pernah mengalami kegagalan karena LINE Pay berhenti beroperasi di Singapura bulan Februari tahun lalu.
Kamu salah satu penggunanya?
Baca juga: WeChat Mulai Rambah Pembayaran Digital di Rumah Sakit