Esports atau olahraga elektronik, pada dasarnya, merupakan kompetisi yang atletnya bertanding secara online melalui media elektronik seperti personal computer (PC) dan smartphone. Biasanya satu tim memerlukan beberapa orang yang memiliki kombinasi kemampuan yang berbeda.
Esports semakin hari semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Developer game pun berlomba-lomba menyelenggarakan kompetisi. Tak luput peran pemerintah di berbagai negara yang terus mendorong terciptanya ekosistem esports, termasuk pemerintah Indonesia.
Tahun 2019 contohnya, pemerintah Indonesia meluncurkan Piala Presiden Esports 2019 di Jakarta, Senin (28/1). Setelah peluncuran kompetisi yang dikhususkan bagi atlet profesional itu, kompetisi yang dikhususkan bagi pelajar tingat SMP dan SMA/SMK juga diluncurkan di Jakarta, Selasa (29/1). Pertandingan esports yang pertama kali diadakan untuk siswa sekolah di Indonesia ini diinisiasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Baca juga: Atlet ESport di Asia Tenggara, Dapat Uang dari Mana?
Free Fire dipilih karena ia dinobatkan sebagai Google Play User's Game Choice, sementara AOV dinobatkan sebagai Best Multiplayer Game di ajang International Mobile Gaming Award (IMGA) 2018 serta dijadikan cabang olahraga eksibisi di Asian Games 2018. Kompetisi ini juga mensyaratkan nilai dari rapor peserta, tentunya yang rapornya baik, dan beasiswa sebagai hadiah.
Tujuannya, kata Wijaya Nugroho selaku Project Manager dari Youth National Esports Championship 2019, adalah tidak hanya ingin mencetak bibit unggul di esports tapi juga di sekolah. Turnamen ini diharapkan dapat hadir untuk mendukung perkembangan esports yang memiliki nilai edukatif, sosial budaya, dan sportivitas bagi generasi muda Indonesia, lanjutnya.
Baca juga: Fajar Merekah Bagi eSport di tahun 2019!
Selanjutnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, mengatakan bahwa esports dahulu dianggap buruk oleh masyarakat tapi sekarang esports menjadi masa depan yang harus dipertimbangkan. "Di pertandingan yang bergulir panjang ini, saya berharap peserta menyiapkan diri dengan baik dan menjadikan esports sebagai masa depan kita berasama," katanya.
Esports semakin besar dan terus mendapatkan kepercayaan dari para pegiat industri. Oleh karena itu, bermimpilah untuk mengharumkan nama Indonesia dalam bidang esports di kancah internasional, tambah Imam.
Pembukaan turnamen kali ini ditutup dengan simulasi pertandingan atau main bareng (mabar) yang dilakukan oleh Imam bersama beberapa peserta.
Kompetisi yang akan berlangsung mulai dari 18 Februari hingga September 2019 ini akan digelar di 22 kota di Pulau Jawa dan Sumatera, tepatnya di 600 sekolah tingkat SMP dan SMU/SMK. Diikuti lebih dari 5.000 tim dan lebih dari 40.000 pelajar. Babak Finalnya akan diselenggarakan di Jakarta. Nantinya, turnamen ini akan menjadi turnamen tahunan yang dimulai dari musim pertama tahun ini.
Sekarang esports benar-benar diwadahi, ya? Tidak hanya kompetisi untuk profesional dan tingkat pelajar, lho. Tingkat universitas pun juga sudah hadir tahun ini. Yuk, mulai lirik potensi dunia esports!
Baca juga: Pertama di Indonesia, Liga Esports Antar Universitas!