“Sis, Mawar lagi sakit parah dirawat di RS. Kita patungan yuk buat ngebantu dia!”
Sering nggak kamu dapat pesan seperti di atas? Sebagai bentuk solidaritas, biasanya kita pun berinisiatif mengajak teman yang lain untuk ikut menyumbang dana bagi teman yang sedang kesulitan. Inisiatif tersebut menjadi pesan berantai yang disebarkan di berbagai macam platform media sosial untuk menjangkau sebanyak mungkin calon donatur.
Yap, itulah crowdfunding alias penggalangan dana. Jika zaman dulu lebih bersifat pribadi, dengan semakin berkembangnya internet dan media sosial, crowdfunding mulai tumbuh menjadi fenomena tersendiri. Kampanyenya tak hanya disebarkan melalui aplikasi pesan, tapi juga melalui platform tersendiri semisal kitabisa.com.
Semua bisa dibuatkan penggalangan dana seperti tagihan rumah sakit, dana pendidikan, bantuan bencana alam, bahkan kebutuhan pribadi. Crowdfunding memberi hampir semua orang kesempatan untuk membantu meringankan beban keuangan melalui kemurahan hati orang lain.
Namun sebelum melakukan kampanye penggalangan dana secara terbuka di media sosial, kamu harus tahu beberapa aturan dasarnya. Apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan. Hal ini karena membicarakan kesulitan finansial seseorang di ranah digital bukan hal yang mudah dan bebas risiko.
Seperti disarikan dari Mashable, Minggu (27/1), ada 4 hal yang sangat penting untuk diketahui sebelum melakukan crowdfunding.
Baca juga: Akibat Kampanye Belanja, Donasi Digital Meningkat
Mungkin kamu ingin memberikan kejutan teman dengan uang yang sangat mereka butuhkan. Tetapi melakukan penggalangan dana secara diam-diam tanpa sepengetahuannya bisa menimbulkan masalah.
Masalah keuangan merupakan hal yang bersifat sangat pribadi. Ada kalanya seseorang ingin menyimpan sendiri masalahnya dan tidak ingin kesulitan tersebut diketahui banyak orang. Karena masalah ini sangat sensitif, lebih baik kamu meminta kesediaannya lebih dulu. Biarkan dia tahu bahwa kamu akan membuat kampanye crowdfunding atas namanya.
Dengan membiarkan temanmu tahu, kamu telah memberikan ruang baginya untuk berpikir apakah dia benar-benar bersedia kesulitannya dipublikasikan, atau apakah dia mau menerima bantuan dana dari khalayak yang tidak dia kenal. Dengan begitu, ia masih memiliki kontrol atas situasinya.
2. Ceritakan kisahnya dengan bertanggung jawab
Bagian penting dari crowdfunding adalah menceritakan kisah yang menarik kepada calon donatur, menjelaskan mengapa mereka harus merasa termotivasi untuk memberi. Namun kamu harus berhati-hati menceritakan kisah tersebut agar tidak berbuntut panjang.
Ketika melakukan crowdfunding untuk orang lain, kamu menceritakan sebuah kisah yang bukan sepenuhnya kamu alami. Kamu harus menulis kisah yang bisa menyentuh hati khalayak agar bersedia menyumbang, namun hormati setiap detail dan informasi yang bersifat pribadi. Ingat, tidak semua hal layak diposting.
Baca juga: Sedekah Nontunai Lebih Mudah dengan 'Kencleng Digital'
Mungkin kamu tergoda ingin mengumpulkan uang sebanyak mungkin, tetapi target yang realistis dan bertanggung jawab sangat penting. Jangan berasumsi kamu tahu biaya yang diperlukan untuk menghapus beban keuangan temanmu. Tanyakan pada mereka berapa tepatnya nominal yang diperlukan dan jadikan jumlah tersebut sebagai target penggalangan dana.
4. Miliki rencana cadangan jika mendapat dana lebih
Syukur jika kampanye crowdfunding yang kamu lakukan berhasil mencapai target. Tetapi ada kalanya beberapa kampanye menjadi viral dan mendapat banyak perhatian khalayak sehingga dana yang terkumpul melebihi target.
Jika hal ini terjadi, kamu harus memiliki rencana cadangan untuk menyalurkan dana lebih tersebut. Misalnya, kamu bisa memberikan dana lebih tersebut ke komunitas sosial lainnya, atau menyumbangkan ke orang lain yang memiliki masalah yang sama dan lain sebagainya. Yang terpenting, pastikan khalayak tahu ke mana dana tersebut dialirkan. Jangan lupa beri rincian digunakan untuk apa saja setiap rupiah yang didapat.
Yuk, sebar kebaikan dengan berdonasi untuk sesama!
Baca juga: Kamu Sudah Berdonasi Hari Ini?