Dilansir di Forbes (19/1), Henry Sy, salah satu pengusaha terkaya di Filipina meninggal dunia di usia 94 tahun. Laki-laki kelahiran Fujian, Tiongkok itu memulai bisnisnya dari sebuah toko sepatu kecil bernama Shoemart. Toko itu beroperasi di daerah bernama Carriedo di kota Manila, Filipina tahun 1958.
Kemudian, usahanya terus berkembang dalam jangka waktu 60 tahun. Di bawah SM Investments Corporation dan SM Prime Holding bisnisnya tersebar di berbagai sektor seperti ritel, pusat perbelanjaan, pariwisata, pendidikan, pengembangan real estate, dan perbankan.
Kerja keras Henry dan semua perusahaan di bawah naungan SM Group membuatnya memiliki kekayaan bersih sebesar USD 19 Miliar dan menempatkannya sebagai orang terkaya ke-53 di dunia berdasarkan Forbes.
Untuk mengenangnya, Digination.id telah merangkum 6 pelajaran yang dapat dipetik dari Henry Sy. Yuk, simak ulasan berikut ini!
Tetapkan tujuan jangka panjang
"Kami diajarkan untuk tidak merencanakan tujuan dalam waktu enam bulan atau satu tahun ke depan. Kami selalu diajarkan untuk melihat ke depan apa yang bisa kami lakukan dalam jangka waktu lima tahun dari sekarang,” kata Jose Sio, Chairman di SM Investments Corporation kepada Business Inquirer.
SM Group sudah mengetahui bahwa di tahun-tahun mendatang e-commerce akan mengambil peran penting dalam perekonomian global dan mendisrupsi bisnis ritel tradisional. Oleh karena itu, mereka mempersiapkannya dengan mengakuisisi 2GO Group Inc., sebuah perusahaan logistik terbesar di Filipina dan berinvestasi dalam platform digital untuk mempersiapkan ekosistem berbelanja online di negara itu.
Baca juga: Tips Anti Stres untuk Startup
Berpikir besar, memulai dengan hal kecil, dan bergerak cepat
Jose mengutip perkataan dari Henry Sy yang seringkali ia ucapkan, "Jangan takut untuk berpikir besar, mulai dari yang kecil, dan bergeraklah dengan cepat. Jika kamu tidak melakukan itu, orang lain akan mendahuluimu."
Selain itu, Jose Sio juga menirukan perkataan dari founder SM Group yang menjadi mentornya seumur hidupnya itu, "Saya hanya lulusan perguruan tinggi biasa di Filipina, tetapi saya selalu berpikir out of the box. Menurut saya, teori-teori dari universitas sekelas Harvard tidak selalu menjadi teori yang terbaik. Oleh karena itu, kamu harus menemukan teori yang lebih baik daripada Harvard."
Ia juga mengatakan bahwa di lingkungan SM Group ketika mengambil keputusan harus dilakukan dengan cepat dan matang. "Biasanya, keputusan dapat dibuat dalam satu jam, bahkan dalam satu menit," tambahnya.
Bekerja keras
"Saya memberi tahu dia tidak hanya beruntung dalam bisnis. Dia beruntung memiliki anak-anak, yang keenam anaknya itu juga pekerja keras seperti orang tuanyanya. Ini salah satu bagian dari kisah tentang bagaimana SM Group tumbuh," kata Jose.
"Kami semua mulai bekerja ketika kami masih remaja. Kami diharapkan bekerja pada hari Sabtu ketika sebagian besar teman sekelas kami sering bersenang-senang. Kami bersenang-senang ketika bekerja karena kami tidak tahu kesenangan lain apa pun," kenang salah satu anak perempuan Henry Sy bernama Teresita Sy-Coson. Ia menyampaikannya dalam sebuah pidato ketika ia menerima penghargaan dari Management Association of the Philippines (MAP) tahun 2016.
Teresita dan saudara-saudara kandungnya yang lain selalu diajarkan untuk disiplin, berpikir kreatif, dan kerja produktif.
Baca juga: Untuk Sukses, Masa Sih Harus Mati-Matian Kerja?
Go public
Selanjutnya, laki-laki berusi 78 tahun itu juga mengatakan bahwa Henry Sy selalu merencanakan setiap bisnisnya untuk go public. "Jika bisnismu ingin maju, kamu harus go public. Jika tidak cukup biaya, gunakan uang orang lain (investor). Dengan go public, kamu bisa mendapatkan sebanyak 30 kali lipat dari penghasilan biasanya," tiru Jose mengingat perkataan Henry.
Berfokus pada pelanggan
"Kami pada dasarnya adalah grup ritel, jadi Pak Henry selalu mengatakan bahwa fokus pada apa yang dibutuhkan pelanggan dan fokus pada tempat yang dibutuhkan pelanggan adalah hal yang penting. Bukan kita sebagai pebisnis yang, menentukan apa yang mereka inginkan. Tapi pelanggan yang menentukan," ujar Jose.
Di tengah kelangkaan ruang publik di kota metropolitan di Filipina, SM merevolusi tampilannya. Sekarang, orang tidak hanya dapat berbelanja dan makan ketika pergi ke SM. Tetapi, juga dapat memperbarui Surat Izin Mengemudi (SIM), memotong rambut, mengunjungi dokter umum, pijat, atau sekadar relaksasi di taman kota buatannya di akhir pekan.
Pengelolaan bisnis yang baik
Menurut Jose Sio, bisnis yang baik merupakan cermin dari pengelolaan yang baik. Selain faktor pengelolaan internal, ia juga menambahkan ada juga yang termasuk faktor pengelolaan eksternal, seperti membayar pajak. Hal ini yang terkadang tidak diperhatikan pengusaha-pengusaha besar yang tidak bertanggung jawab.
"Membayar pajak dengan tepat dapat membuat bisnis menjadi baik. Jangan takut untuk membayar pajak. Sama halnya untuk tidak takut membayar gaji tinggi kepada orang yang kompeten di bidangnya," tutupnya.
Baca juga: Bisnismu Ritel? Ini Trennya di 2019...