Status mahasiswa biasanya menjadi alasan anak muda enggan memulai usaha sejak dini. Kebanyakan mahasiswa berpikir bahwa berkuliah sambil mengurus usaha pasti merepotkan dan mengganggu akademik. Namun anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena banyak sosok yang memulai wirausaha mereka ketika di bangku kuliah dan sukses mengembangkan usahanya.
Pesan itulah yang disampaikan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui kegiatan Bincang Ekrafpreneur yang diadakan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada hari Senin, 9 Oktober 2017 lalu. Bincang Ekrafpreneur tersebut menarik perhatian 200 mahasiswa yang menjadi pesertanya.
Dalam kesempatan tersebut Bekraf mengajak para mahasiswa yang notabene-nya masih berusia sangat muda untuk memulai bisnis mereka sejak dini. Bekraf menegaskan agar mahasiswa tidak perlu takut menjadi pengusaha, terutama pengusaha di bidang industri kreatif. Industri kreatif yang bisa dibidik mahasiswa untuk memulai usaha antara lain di subsektor film, aplikasi, kriya dan kuliner
Menurut Deputi II Bidang Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo, dampak film dengan konten lokal sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi daerah. Fadjar mencontohkan film Laskar Pelangi yang mengangkat wisata Bangka Belitung, film 5cm yang mendongkrak popularitas Bromo Tengger, dan film AADC 2 yang mempopulerkan Punthuk Setumbu di Jogjakarta.
Fadjar berharap mahasiswa jeli melihat peluang dalam industri kreatif. “Kita berkomitmen mengembangkan masa depan Indonesia melalui ekonomi kreatif karena kekayaan alam Indonesia akan habis,” ujarnya.
Menggaris bawahi pesan Bekraf, Direktur Unit Pengembangan Kewirausahaan dan Bisnis (UPKB) Unhas, Mardiana E. Fachry, menyampaikan tidak ada pilihan lain bagi mahasiswa selain menjadi entrepreneur sebagai pilihan untuk berkarier, “Untuk memulai menjadi entrepreneur jangan takut hutang, yang paling penting adalah menjaga niat untuk berbuat banyak bagi orang-orang,” ujar Mardiana.