Bagi para investor, mendanai sebuah startup pasti tidak dilakukan secara asal. Banyak faktor yang harus diperhatikan sebelum menyalurkan dana, apakah startup tersebut memiliki potensi besar untuk "memutar" uang dengan cepat atau tidak. Semakin banyak investor yang ingin menyalurkan dananya, artinya semakin besar juga potensi yang dimiliki startup tersebut.
Pendanaan terhadap startup disebut-sebut menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan. Tetapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melangkah maju mengejar pendanaan. Ada pelajaran yang dapat dipetik dari salah satu sesi di GoStartupIndonesia (GSI) Scale Con 2018 bertajuk "From Seed to Series A", yang menghadirkan Joshua Kevin, Founder dan CEO Talenta dan Winston Utomo, Co-Founder dan CEO IDN Media. Ini pelajaran yang di dapat dari mereka berdua...
Jadilah yang paling cemerlang
Ketika sebuah startup telah melewati tahap bootstrapping atau pendanaan dengan modal sendiri dan mendapatkan pendanaan seed atau pendanaan tahap awal, berarti startup tersebut sudah tervalidasi idenya dan memiliki potensi bisnis di kemudian hari. Buktikanlah idemu yang imajinatif menjadi ide bisnis yang dapat dimonetisasi.
Belajar dari Joshua, ia mendapatkan pendanaan seed ketika masih mengurusi startup-nya sendiri dan belum berbentuk sebuah perusahaan secara fisik. Dengan ide yang menarik yang dimilikinya, investor berhasil meliriknya. Keren, kan?
Baca juga: Libur Segera Tiba! Ini 5 Ide Bisnis yang Bisa Kamu Coba
Tidak sedikit founder yang terlalu menggebu-gebu dalam mencari pendanaan. Hal ini baik asalkan dilakukan dengan cara yang bijak. Seperti halnya Joshua yang mencari investor berpengalaman, dapat meprediksi potensi bisnis pada suatu sektor, dan merekomendasikan rekan kerja yang profesional untuk direkrut. "Kami juga mencari investor yang mengerti regulasi bisnis yang berlaku di Indonesia," tambahnya.
Senada dengan Joshua, Winston mengatakan bahwa setiap investor memiliki nilai dan gaya masing-masing. "Kita harus pilih investor yang cocok dengan kita," tambahnya. Alih-alih mencari uang, malah nilai yang ingin dibawa oleh startup-mu tidak tercapai. Repot, kan?
Bijak menggunakan uang
Permasalahan keuangan bagi startup adalah permasalahan yang tidak dapat dihindari begitu saja. Ketika sudah mendapatkan pendanaan dari investor, bukan berarti tidak ada masalah yang harus dihadapi. Kadang, permasalahan yang harus dihadapi akan semakin besar, yaitu bagaimana mengelola keuangan yang didapat dengan bijak.
Founder seperti Joshua dan Winston pun juga pernah mengalami kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Suatu ketika, Joshua pernah tidak membayar asuransi BPJS karyawannya dan Winston pernah kehabisan uang simpanan di akun bank startup-nya. Keduanya kemudian berani mencari pinjaman dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan itu.
Baca juga: Mahasiswa dan Pengusaha Harus Melek Literasi Keuangan
Untuk meningkatkan tahapan pendanaan, jangan pernah melupakan hal-hal mendasar. Seperti Winston, hal-hal fundamental seperti manajemen tim dan perusahaan itu sendiri adalah hal yang penting dan harus dipenuhi dalam meningkatkan tahapan pendanaan.
"Ketika kita memulai bisnis, kita adalah product in chief yang memikirkan bagaimana produk dapat diterima oleh masyarakat luas. Tetapi, ketika bisnis kita sudah mulai membesar, kita adalah company in chief. Tidak hanya memikir produk saja tapi juga memikirkan bagaimana mengelola tim dan perusahaan," tambahnya.
Menurut Joshua, "Hal tersulit bukanlah membuat produk tapi membuat perusahaan. Kita harus berpikir bagaimana membangun sebuah tim, company culture, dan nilai-nilai yang bisa dijual ke masyarakat dan investor."
Terus beradaptasi
Meningkatnya tahap pendanaan pada sebuah startup, berarti meningkat juga kualitas yang dimiliki dan permasalahan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, kualitas para founder dan karyawan juga harus ditingkatkan untuk beradaptasi dengan kualitas lingkungan kerja yang semakin meningkat.
Kamu pasti bisa!
Baca juga: Ini Kualitas Founder Startup Anti Gagal