Seberapa besar, sih, biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengiklankan produknya di televisi? Ternyata bisa mencapai puluhan sampai ratusan juta, lho! Jumlah yang sangat fantastis untuk iklan sekali tayang yang berdurasi maksimal 60 detik.
Seiring dengan perkembangan internet, kemunculan media sosial ternyata membawa cara beriklan baru yang mampu menandingi iklan di televisi. Berbagai platform media sosial menawarkan lapak baru untuk beriklan dengan bujet yang lebih murah meriah dibandingkan beriklan di televisi. Hal ini agaknya membuat iklan konvensional di televisi, radio, dan media cetak mulai kehilangan pamornya.
Salah satu fenomena pemasaran yang muncul di media sosial adalah influencer marketing alias beriklan di media sosial melalui para influencer. Influencer sendiri merupakan istilah yang disematkan kepada seseorang yang memiliki sejumlah besar pengikut di media sosial. Untuk mempromosikan sebuah brand atau produk, mereka dibayar per post sesuai dengan jumlah pengikut dan luas jangkauannya.
Dikutip dari E-commerce IQ, Senin (10/12) seorang influencer mampu meraup honor dalam kisaran mulai dari USD 124 hingga USD 1.405 atau setara dengan Rp1,8 juta sampai Rp20 juta untuk satu post bersponsor. Wah, benar-benar bikin ngiler, kan? Pantas saja banyak kids zaman now yang bercita-cita menjadi seorang influencer. Tapi, nilai segitu tentu saja lebih murah dibandingkan biaya iklan televisi yang mencapai ratusan juta.
Baca juga: Nih, Trik Pemasaran Low Budget!
Salah satu alasan mengapa pemasaran influencer menjadi alat pemasaran yang kuat adalah bahwa mereka memahami apa yang diinginkan konsumen. Banyak dari influencer ini adalah orang-orang yang mendapatkan pengikut karena membangun basis konten tertentu yang diinginkan oleh brand. Misalnya influencer yang fokus pada konten kecantikan, kuliner, traveling, musik, fotografi, dan masih banyak lainnya.
Influencer mampu membangun jembatan kepercayaan dengan pengikutnya sehingga dapat mempengaruhi opini pemirsa mereka. Dengan kata lain, post yang mereka buat di media sosial lebih dipercayai oleh para pengikut dibanding iklan yang mereka lihat, baca dan dengar di media konvensional lainnya.
Baca juga: Kenapa Instagram Cocok untuk Pemasaran?
Sebuah temuan yang dihasilkan oleh Tofugear menyebutkan bahwa 55% konsumen Generasi Z membeli produk karena konten yang dibagikan oleh influencer. “Influencer menghadirkan perspektif yang berbeda dari pembuat iklan agensi. Jadi ketika influencer menceritakan sebuah brand, para pengikut mereka lebih mempercayai ceritanya daripada iklan atau promosi terang-terangan. Hasilnya, mereka dapat merancang konten yang menarik bagi pelanggan,” jelas Kazoo Sato, Direktur Eksekutif TBWA\Hakuhodo, mengutip E-commerce IQ, Senin (10/12).
Selain itu, perlu dicatat bahwa influencer biasanya memiliki ceruk dan pengikut sendiri yang tertarik pada hal yang sama, misalnya kecantikan, kuliner, traveling, musik, fotografi, dan lainnya. Hal ini memungkinkan merek untuk menargetkan khalayak yang tepat secara efektif. Apalagi untuk menarik hati para konsumen muda yang lebih doyan bermedia sosial.
Kalau ada sarana beriklan yang murah dan ampuh, kenapa pilih yang mahal?
Baca juga: 4 Alat Pemasaran Masa Depan