Google for Indonesia Developer Showcase 2018 yang diadakan di Jakarta (6/12) merupakan rangkaian acara Google for Indonesia tahun 2018 sekaligus ajang apresiasi Google terhadap 110 ribu developer Indonesia yang telah dilatih pemrograman Android dan Web. Tahun 2016 lalu, pemerintah Indonesia pernah meminta bantuan Google untuk melahirkan sekitar 100 ribu developer Indonesia hingga tahun 2020. Di bawah platform bermotto #majuramerame ini, Google ternyata melatih mereka dua tahun lebih cepat dari yang direncanakan.
"Tujuan kami bukan hanya sekadar angka (jumlah peserta) tapi ingin berikan dampak positif melalui develepor-developer Indonesia untuk memecahkan problem lokal yang ada," kata Danny Ardianto, Public Policy & Government Relations Manager Google Indonesia.
Dalam ajang ini juga diperkenalkan beberapa program Google Developers yang merupakan komitmen Google untuk melahirkan para para develepor baru di Indonesia. Diantaranya Developer Student Clubs (DSC) di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, yang merupakan komunitas yang didirikan Google untuk mahasiswa yang ingin belajar tentang coding. DSC terkadang juga menyelenggarakan workshop dan training seputar pemrograman. Sampai saat ini sudah ada 59 DCS di seluruh Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Developer Aplikasi dan Game
Salah satu developer Android yang menjadi perhatian adalah Hastu Wijayasari. Ia adalah mahasiswi difabel tuli yang berkuliah di jurusan Teknik Informatika (TI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hastu mengembangkan aplikasi bernama Sukacare yang dapat membantu difabel untuk belajar dan berdiskusi. Hal ini menjadikannya sebagai developer perempuan difabel pertama yang dilatih Google.
Menurut William Florance, Head of University Programs - Developer Training di Google, terlatihnya 110 ribu developer baru di Indonesia tidak akan terjadi tanpa kolaborasi berbagai pihak, seperti pemerintah, perguruan tinggi, para ahli, dan juga para peserta.
Baca juga: Komitmen Google Kembangkan Startup Lokal
"Di tahun yang akan datang, AI memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan dengan teknologi lainnya untuk memecahkan permasalahan di Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempermudah akses terhadap AI supaya semua orang terlibat dalam penggunaannya. Untuk Indonesia, kami berkomitmen membantu siswa, developer, dan bisnis untuk memanfaatkan AI," lanjut Danny.
Sebagai langkah inisiatif lainnya, Google membuka kursus Machine Learning secara gratis di Machine Learning Crash Course (MLCC) dalam bahasa Indonesia. Machine Learning merupakan AI yang mencoba meniru cara kerja otak manusia untuk menyelesaikan masalah dengan pembelajaran data secara otomatis.
Tak ada kata terlambat untuk manfaatkan machine learning dan AI. Yuk!
Baca juga: Machine Learning Akan Jadi Teknologi Terpenting di Masa Depan