Pasar Internet of Things (IoT) terus berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai nilai USD 1,29 triliun pada tahun 2020. AP SE (NYSE: SAP) mengadakan riset mengenai IoT untuk merinci tren adopsi IoT di industri produk konsumen.
Penelitian ini dinilai sangat bermanfaat bagi perusahaan produk konsumen yang ingin mengadopsi IoT dan mengetahui cara meraih nilai tambah dari teknologi IoT. Hasil penelitian tersebut diumumkan hari ini Selasa (3/10) dan mengungkapkan tiga temuan penting yaitu;
Pertama, kurang dari separuh perusahaan produk konsumen paham bagaimana menggunakan IoT untuk kasus bisnis tertentu.
Kedua, nilai bisnis sesungguhnya dari adopsi teknologi IoT di industri produk konsumen terletak pada efisiensi proses.
Ketiga, perusahaan yang terdepan dalam hal adopsi IoT memprioritaskan proses dan keterampilan, sementara yang lainnya masih lamban dalam memutuskan langkah yang diambil.
“Perusahaan produk konsumen menghadapi kondisi bisnis yang berubah dengan cepat dengan menerapkan solusi inovatif,” kata E. J. Kenney, Wakil Presiden Senior Unit Bisnis Industri Produk Konsumen SAP.
Menurut Kenney, untuk memanfaatkan IoT secara efektif, menyelaraskan tujuan bisnis di seluruh rantai pasokan harus menjadi prioritas utama, karena inti digital dan platform real-time merupakan kunci menuju transformasi digital.
Selain itu, temuan dari studi global SAP menunjukkan bahwa adopsi strategis IoT di industri produk konsumen memerlukan keselarasan di tiga bidang antara lain memahami IoT, mengetahui di area mana IoT paling sesuai untuk bisnis mereka, dan memiliki kemampuan untuk membangun sebuah kasus bisnis yang nyata untuk IoT.
Misalnya, hanya 41% perusahaan produk konsumen yang mengakui penerapan yang jelas atas IoT ke dalam bisnis mereka. Hanya 39% organisasi yang memiliki pemahaman yang jelas tentang apa itu IoT. Sementara masih sedikit yakni 36% perusahaan yang dapat membangun kasus bisnis untuk adopsi IoT.
Hasil ini juga menunjukkan perbedaan mencolok antara perusahaan produk konsumen yang dianggap terdepan atau lamban dalam adopsi IoT. Misalnya, walau 46% pemimpin telah menyatakan bahwa alokasi anggaran yang lebih besar untuk strategi IoT merupakan langkah kunci untuk membuka potensi nilai bisnis, namun hanya 14% yang memprioritaskan anggaran untuk teknologi tersebut.