Smart Indonesia Initiatives Conference hari kedua, Selasa, 19 September 2017 menghadirkan Keynote Speaker, antara lain Prof" data-author="" />
Smart Indonesia Initiatives Conference hari kedua, Selasa, 19 September 2017 menghadirkan Keynote Speaker, antara lain Prof. Suhono, Ketua APIC; Inspektur Jenderal Arkhian Lubis, Kakorbinmas Baharkam Polri; Nila Djuwita F. Moeloek, Menteri Kesehatan, Diah Indrajati, Dirjen Bina Pembangunan Daerah yang mewakili Kementerian Dalam Negeri, serta Toshio Obi dari Waseda Univesity.
Dalam paparannya, Diah Indrajati menerangkan bahwa kota cerdas menjadi salah satu bagian dari cita-cita program Nawa Cita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Untuk menciptakan kota yang aman dan nyaman, maka diperlukan smart government dan smart community untuk mewujudkannya.
“Misal dengan meningkatkan pelayanan keamanan dan ketahanan sosial berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Prinsip smart governance yang merupakan elemen dari konsep smart city, masyarakat tidak perlu lama-lama mengurus perizinan.” ujar Diah.
Penerapan smart governance diwujudkan Kemendagri melalui program PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). “Jadi misal masyarakat mau membuka UMKM di suatu daerah terpencil, maka izin tersebut bisa diurus di PTSP atau Paten, tidak perlu harus ke kabupaten atau propinsi. Sehingga prosesnya lebih efisien,” tutur Diah.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek memaparkan konsep kota cerdas dari sisi kesehatan. “Kota yang cerdas harus ramah terhadap masyarakat,” ujar Nila.
Maksudnya, kota yang cerdas tidak boleh memberikan tekanan yang berlebih kepada masyarakatnya “Dengan melihat tingkat kemacetan seperti sekarang, bukan tidak mungkin bisa memicu stres yang berujung pada stroke,” sambung Nila lagi.
Konsep kota cerdas berbasis teknologi informasi dan komunikasi tentu juga membutuhkan pengamanan tersendiri, utamanya dari serangan jalur dunia maya atau cyber attack. Menurut Inspektur Jenderal Arkian Lubish, media sosial menjadi salah satu tempat munculnya bibit-bibit radikalisme, karena itu perlu pencegahan.
“Salah satu konsep dari smart city, terutama segi keamanan, yaitu memprioritaskan pencegahan daripada quick response. Apalagi sekarang semakin banyak individu-individu yang nekat melakukan aksi teror dan semakin banyak akun yang menebar kebencian” urai Arkian.
Tak ketinggalan, melengkapi Smart Indonesia Initiatives Conference hari ini ada tiga konferensi parallel, bertema Smart Health, Smart Security/Safety, dan Smart Mobility & Logistics. Smart Indonesia Initiatives Conference akan berlangsung hingga Rabu, 20 September 2017 di ICE BSD, menghadirkan total 60 pembicara dari dalam dan luar negeri.