Kamu termasuk pengguna aplikasi kesehatan di ponsel? Yap, penggunaan teknologi digital telah merambat dunia kesehatan dengan kemunculan bermacam aplikasi. Melalui smartphone, aplikasi-aplikasi tersebut dengan mudah dapat diakses penggunanya.
Aplikasi-aplikasi ini memberikan banyak manfaat, di antaranya yang pertama untuk menyebarluaskan informasi, memberikan edukasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat akan kesehatan. Kedua, bisa digunakan untuk mendiagnosis dan mendeteksi dini suatu penyakit, bahkan bisa memeriksa pasien dari jarak jauh dengan telemedicine. Ketiga, sebagai support system bagi keberlanjutan perawatan pasien dengan cara mengatur jadwal kunjung, mengingatkan untuk minum obat dan lain sebagainya.
Namun di balik semua manfaat yang ditawarkan, kamu harus tahu juga risiko yang mungkin mengiringinya. Sebab, tidak ada satu pun yang sempurna. Seperti apa sih risiko yang mungkin timbul? Yuk simak satu persatu.
Baca juga: 3 Kunci Sukses Bisnis Digihealth
Tidak selalu sesuai dengan kondisi kesehatanmu
Aplikasi kesehatan memang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti melacak gejala penyakit, mengelola kondisi pasien, atau membantu perawatan. Namun, apa yang disediakannya tidak selalu sesuai dengan kondisi kesehatanmu, lho. Perlu kamu ingat, saat berkonsultasi ke dokter saja kita dianjurkan untuk mencari second opinion karena bisa saja terjadi kesalahan diagnosa. Logikanya, berkonsultasi dengan dokter secara langsung saja bisa meleset diagnosanya, apalagi berkonsultasi melalui aplikasi?
Karena itu, sebelu menggunakan aplikasi, baiknya pastikan apakah aplikasi tersebut didukung oleh para dokter profesional dan ahli di bidang kesehatan. Cek juga apakah telah direkomendasikan oleh organisasi atau asosiasi kesehatan tertentu, sehingga informasi dalam aplikasi tersebut dapat dipercaya. Jadi, pastikan bukan aplikasi kesehatan abal-abal yang dijalankan oleh orang yang tidak kompeten di bidang kesehatan, ya.
Baca juga: 5 Hal Ini Bisa Digihealth Lakukan
Sangat penting untuk meneliti dan memahami kebijakan privasi setiap menggunakan aplikasi di dalam ponsel. Mengetahui pengaturan privasi pada smartphone berarti kamu menjaga dari kemungkinan risiko pencurian data pribadi. Perlu diingat bahwa teknologi apapun rentan terhadap peretasan, jadi pertimbangkan informasi apa saja yang kamu bagikan.
Informasi pribadi seperti identitas diri, alamat, lokasi kamu berada, daftar kontak, atau koleksi foto merupakan data pribadi yang sensitif dan rawan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Apalagi ada beberapa aplikasi kesehatan yang meminta memasukkan rekam medis ke dalam aplikasi.
Jadi, kamu perlu hati-hati dan waspada jika aplikasi yang kamu gunakan meminta akses ke informasi pribadi tersebut, ya. Memang tidak semuanya, tapi ada risiko jika pengembang aplikasi membagikan informasi tersebut dengan orang lain selain dokter yang menanganimu. Baca setiap ketentuan penggunaan untuk setiap aplikasi dengan teliti. Untuk mengantisipasi pencurian data jika ponselmu berpindah tangan, sebaiknya gunakan kata sandi pada perangkat selulermu.
Baca juga: Digihealth, Bisa Cek Menstruasi Sampai Atur Kehamilan
Risiko ada udang di balik batu
Risiko selanjutnya adalah ada udang di balik batu alias kemungkinan adanya konflik kepentingan di balik sebuah aplikasi. Maksudnya, kamu harus mencari tahu apakah pengembang juga terlibat dalam pengembangan produk komersial? Apakah mereka bermaksud mempromosikan produk tersebut melalui aplikasi yang mereka kembangkan? Adakah kemungkinan data kamu dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan produk tersebut? Karena itu, pertimbangkan untuk mempelajari lebih lanjut tentang perusahaan atau organisasi yang mengembangkan aplikasi.
Selalu teliti dalam menggunakan aplikasi kesehatan, ya!
Baca juga: Digihealth, Masa Depan Dunia Kesehatan