Media Sosial mewakili transformasi dalam cara kita berinteraksi dan berkomunikasi, bahkan juga dalam cara kita berbelanja termasuk cara kita mempromosikan produk. Transformasi itulah yang wajib dicermati oleh para pelaku marketing utamanya di Indonesia.
Menurut data Facebook 2017, Indonesia tercatat sebagai negara yang sangat aktif menggunakan Facebook. Dari 261 juta penduduk Indonesia saat ini, terhitung ada 115 juta pengguna yang mengakses Facebook tiap bulannya. Pengguna Facebook di Indonesia tiap harinya melakukan 65 juta like dan ada 97% pengguna mengakses Facebook melalui mobile tiap bulannya.
Tidak hanya di Facebook, pengguna Instagram di Indonesia juga termasuk peringat tertinggi. Tercatat ada 45 juta pengguna aktif di Indonesia yang mengakses Instagram tiap bulannya. Orang Indonesia juga tercatat dua kali lebih tinggi dalam me-upload konten melalui Instagram Stories.
Berangkat dari data-data tersebut, Henry Manampiring, Client Partner Facebook di Indonesia dalam sesi bertajuk “Discover Growth: Unleashing The Power of Social Commerce” di gelaran Social Media Week 2017 Jakarta (Kamis, 14/9) menyarankan agar para pelaku marketing mulai melirik media sosial sebagai platform untuk beriklan.
Kampanye di media sosial media sangat potensial menjaring audience dan tidak boleh dipandang sebelah mata. Sudut pandang dan strategi pemasar pun harus diubah bukan lagi terpaku untuk mencapai jumlah follower dan likes sebanyak mungkin, melainkan bagaimana menjangkau konsumen dan membuat mereka membeli produk.
Strategi tersebut menurut Henry bisa dilakukan dengan memikirkan jenis iklan yang tepat untuk mobile atau media sosial apakah berupa format gambar, meme, emoji atau video. Henry juga mencontohkan strategi marketing dengan menggunakan chatbot untuk melayani calon customer.
Keahlian marketing di media sosial sangat penting karena marketing tidak hanya menjadi bagian dari dunia digital namun digital yang justru menjadi bagian dari marketing. “Jangan hanya pandai bermain media sosial, jadilah ahli marketing yang bagus yang bisa menguasai media sosial,” pungkas Henry.