Saat dunia secara bertahap mengalami digitalisasi, dunia kesehatan tak mau ketinggalan. Perkembangan smartphone dinilai turut mendorong munculnya berbagai macam aplikasi kesehatan. Banyak inovasi aplikasi yang diciptakan sehingga memudahkan pasien mendapatkan layanan kesehatan hanya melalui ketukan jari di layar ponsel mereka.
Bagi kamu yang tertarik di dunia kesehatan dan ingin terjun ke bisnis digital health (digihealth), kamu perlu memperhatikan tren apa saja yang sedang berkembang di ranah ini. Hal ini untuk mengetahui peluang, potensi serta strategi bisnis apa yang tepat untuk diambil. Dilansir dari Liquid State, Jumat (26/10), inilah beberapa tren digihealth yang berkembang di tahun 2018.
Baca juga: Survei Microsoft: 77% Pemimpin Bisnis Kesehatan Percaya Digitalisasi Penting untuk Sukses
- Smartphone menjadi dokter pribadi
Inovasi aplikasi kesehatan menawarkan banyak peluang positif, di antaranya mendorong partisipasi pasien, meningkatkan akses ke layanan kesehatan, mengurangi biaya, dan meningkatkan ketepatan hasil diagnosa. Tren yang berkembang juga mengungkapkan bahwa semakin banyak pasien yang beralih ke smartphone mereka untuk mendapatkan saran kesehatan atau mendeteksi awal penyakit.
Dengan semakin meningkatnya jumlah aplikasi kesehatan, semakin banyak pengguna yang menjadikan smartphone layaknya dokter pribadi. Melalui smartphone, pengguna bisa berkonsultasi langsung dengan para ahli dan dokter spesialis terbaik tanpa harus mengunjungi rumah sakit atau klinik kesehatan.
Penelitian menunjukkan pertumbuhan yang signifikan mengenai dampak kesehatan digital pada pasien dan perawatan kesehatan secara keseluruhan. Adopsi alat kesehatan digital, seperti aplikasi kesehatan seluler, mempunyai peran positif dalam hasil diagnosa pasien dan memangkas biaya konsultasi dan perawatan.
Baca juga: Ciptakan Aplikasi Bagi Pasien Tuberkulosis, Mahasiswa UII Raih Penghargaan di Taiwan
- Pasar aplikasi kesehatan semakin ramai
Aplikasi kesehatan memainkan peran penting dalam membantu orang yang menderita penyakit kronis. Menurut laporan IQVIA, penggunaan aplikasi kesehatan digital menghemat pengeluaran sistem perawatan di Amerika Serikat sekitar USD 7 miliar per tahun.
Pada akhir tahun 2017, lebih dari 50% pengguna ponsel pintar mengunduh aplikasi kesehatan. Jumlah aplikasi yang tersedia pun meningkat, lebih dari 318.000 aplikasi tersedia di Google Playstore dan Appstore. Ini 2 x lipat dari jumlah aplikasi yang tersedia di tahun 2015.
Menurut studi mHealth Economic 2017, 3 bidang teratas dengan potensi pasar terbaik untuk solusi kesehatan digital adalah diabetes, obesitas dan depresi. Bidang selanjutnya yang potensial untuk aplikasi digihealth adalah hipertensi dan penyakit jantung kronis.
Saat merancang aplikasi perawatan kesehatan, kamu bisa mempertimbangkan hal-hal berikut: Apakah aplikasimu mampu menjawab kebutuhan dan mengatasi kekhawatiran pengguna? Apakah aplikasi tersebut memiliki sistem keamanan untuk menjaga data pribadi pasien?
Baca juga: Helopt, Aplikasi Pencatat Rekam Medis Online dan Gratis
- Data berbasis keterlibatan penuh dari pasien
Semakin banyak pasien ingin melihat dan belajar dari data kesehatan mereka sendiri. Data kesehatan pasien bisa dengan mudah didapat melalui perangkat medis di rumah, perangkat yang dapat dikenakan, dan aplikasi kesehatan yang bisa diakses di smartphone. Munculnya inovasi teknologi digital telah menjadikan data yang dihasilkan pasien menjadi sumber daya bernilai tinggi.
Dengan data yang berbasis keterlibatan penuh dari pasien, maka pendekatan dalam mengobati dan merawat pasien bisa dipersonalisasi sehingga perawatan akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasien. Data yang dihasilkan juga memainkan peran penting dalam pemantauan pasien jarak jauh, misalnya untuk kasus-kasus penyakit kanker, diabetes, depresi dan stroke.
Kira-kira kapan bisa dipakai di Indonesia, ya?