Seiring berkembangnya teknologi digital, perekonomian dunia di masa depan dapat dipastikan adalah ekonomi digital. Berbagai cara bertransformasi ke digital dilakukan oleh banyak pihak untuk bertahan di tengah era ini. Transformasi digital tidak hanya diartikan sebagai perubahan teknologi semata, melainkan juga cara berorganisasi, berbisnis hingga tingkah laku kita sebagai manusia. Implikasinya akan terus berlanjut untuk masa depan. Untuk itu, Digination merangkum 5 tren ekonomi digital tahun 2019 untukmu.
1. Dari 5G Fixed ke 5G Mobile
5G Fixed adalah jaringan internet generasi lanjutan 4G LTE. Jaringan nirkabel ini menyediakan koneksi internet di rumah atau kantor dengan kecepatan akses tinggi. Salah satu perusahaan teknologi asal California, Amerika Serikat (AS) yang menyediakan jaringan 5G Fixed adalah Mimosal Network. Mereka telah menyalurkan jaringannya ke beberapa kota maupun desa di sana.
Perusahaan telekomunikasi lainnya seperti ATT, Verizon, Qualcomm, Intel, Nokia, Ericcson, Samsung, dan Huawei sudah mulai melakukan pengujian terhadap jaringan 5G pada telepon seluler. Mereka ingin menawarkan layanan baru yang lebih modern dan inovatif. Kamu jangan kaget, ya, kalau kita semua pasti akan menemukan telepon seluler atau perangkat lainnya yang sudah dapat mengakses jaringan 5G pada tahun 2019.
Baca juga: Penetrasi Internet di Indonesia Masih Berjalan Timpang
2. Chatbot berkualitas akan hadir
Chatbot adalah program komputer yang dirancang untuk mensimulasikan percakapan intelektual, dalam teks atau audio, dengan satu atau lebih manusia. Tahun 2018, chatbot dinilai banyak orang belum maksimal. Kabar baiknya akan datang memasuki tahun 2019. Langkah besar terus dilakukan untuk mengembangkan penggunaaan Natural Language Processing (NLP), bidang ilmu komputer yang berkaitan dengan kecerdasan buatan yang mencakup interaksi antara bahasa pemrograman komputer dengan bahasa alami manusia.
Berdasarkan prediksi Futurum Research, akan ada sekitar 40% bisnis yang mengadopsi NLP sampai akhir tahun 2019. Chatbot yang profesional akan mulai dikenalkan dalam merekrut tenaga kerja. Mungkin banyak orang khawatir dengan adanya Chatbot dan Kecerdasan Buatan (AI) dapat berdampak buruk pada karir mereka. Tetapi tenang saja, selama perusahaan masih memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan, mereka masih tetap membutuhkan empati dan emosi yang manusia miliki, bukan Chatbot atau AI.
Baca juga: Ingin Kerja di Perusahaan Jack Ma? Begini Kriterianya
3. Kolaborasi antar-cloud menjadi multicloud
Tahun 2018 kita telah mengenal Public Cloud, layanan berbasis cloud yang dapat diakses oleh publik, contohnya Google Drive. Private Cloud pun telah dikenal, yaitu layanan berbasis cloud yang hanya dapat diakses oleh satu organisasi atau perusahaan tertentu yang mengembangkannya. Selain itu, ada juga Hybrid Cloud, layanan berbasis cloud yang menggabungkan keduanya, Public dan Private Cloud.
Perkembangan cloud tidak berhenti sampai di situ saja. Kerjasama antar perusahaan teknologi telah terjalin untuk mengembangkan ketiga jenis cloud ini menjadi multicloud. Pengakuisisian Cloud Technology Partners oleh Hewlett Packard Enterprise (HPE) dan CloudHealth Technologies oleh VMware menunjukkan keseriusan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu untuk mengembangkan layanan cloud menjadi multicloud, yang nantinya tidak akan asing lagi pada tahun 2019.
Baca juga: Cloud Jadi Kunci Vital dalam Analisis dan Kematangan Data
4. AR + VR = MR
Virtual Reality (VR) yang dinilai mahal akan tetap berada di bawah Augmented Reality (AR). Tahun 2019, AR akan lebih berkembang daripada VR. Selain dalam sektor permainan, seperti Pokémon GO, AR juga telah dimanfaatkan dalam bidang ketenagakerjaan, seperti pelatihan tenaga kerja dan simulasi kerja.
Tetapi, beberapa perusahaan besar seperti Apple dan Microsoft mulai mengembang Mixed Reality (MR). Apple secara resmi belum mengumumkan produk MR-nya tapi Microsoft sudah mengumumkan Microsoft HoloLens sebagai produk MR-nya. Teknologi ini akan menggabungkan unsur-unsur AR dan VR dimana obyek-obyek dunia nyata dan digital akan berinteraksi. Tahun 2019, MR akan lebih dikenal dan banyak dipasarkan.
Baca juga: Bisnis Permainan yang Bukan Main-Main
5. C-level terus galakkan transformasi digital
Pemimpin C-Level atau C-Suite, seperti Chief Executive Officer (CEO), Chief Financial Officer (CFO), Chief Operating Officer (COO), akan Chief Information Officer (CIO), yang bertanggung jawab terhadap perusahaan akan terus menggalakkan transformasi digital ke seluruh lingkungan perusahaan.
Transformasi digital akan dimulai dari atas, puncak pemimpin, dan akan diikuti oleh yang lainnya, hingga karyawan terkecil sekalipun. Perusahaan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya untuk menghadapi era digital yang semakin nyata, melalui pelatihan dan perubahan secara perlahan agar karyawan dapat menyesuaikan diri. Hal ini sebagaimana pemerintah mengkampanyekan transformasi digital kepada masyarakatnya.
Kita tunggu saja, ya...
Baca juga: Belajar dari Tabloid Bola, Transformasi Sekarang Juga!