Meningkatnya transaksi e-commerce berdampak pada pertumbuhan industri layanan logistik saat ini. Hasil studi AT Kearney, perusahaan konsultasi manajemen global asal Amerika menyatakan tahun 2017 ada lebih dari 12 juta orang Indonesia aktif berbelanja online dan diperkirakan akan terjadi lonjakan pada tahun 2022 hingga mencapai angka 25 juta.
Industri logistik Indonesia dinilai sangat prospektif. Menurut data yang dirilis World Bank tahun 2018, indeks performa industri logistik Indonesia menduduki peringkat 46, dari sebelumnya peringkat 63 tahun 2016. Seiring hal itu, pelaku bisnis logistik pun semakin menjamur, akibatnya persaingan semakin ketat. Pelaku bisnis di bidang ini dituntut menyediakan layanan terbaiknya untuk menjadi solusi kebutuhan logistik melalui terobosan dan inovasi.
Johari Zein, salah satu pemain lama bisnis ini dan Komisaris Utama JNE, menceritakan perjalanan JNE selama 28 tahun hingga menjadi salah satu brand logistik ternama di Indonesia. Menurutnya untuk dapat terus bersaing dan eksis di industri ini, diperlukan upgrading strategi bisnis yang mengikuti jaman.
Baca juga: Pebisnis Jangan Cuma Sibuk Urusan Logistik
"Tidak semua jaman dapat menggunakan strategi yang sama," ujarnya pada acara DigitalksID di Jakarta (26/9). "Ketika JNE baru mulai konsentrasi kita hanya memperkenalkan customer service yang baik. Ternyata menang. Strateginya, kalau harga lebih mahal, kita harus lebih bagus. Selain itu, kita harus capture the future customer. Jadi strateginya adalah bagaimana menangkap customer-customer yang akan datang. Maka yang sering kita lakukan adalah mengunjungi sekolah-sekolah, universitas yang ternyata 2-3 tahun kemudian adalah customer kita. Strategi ini masih berlaku di jaman sekarang," sambungnya.
Nyatanya membangun bisnis logistik tidak semudah yang dibayangkan. Jika tidak jeli, bukanya untung, bisnis logistik justru bisa merugikan. E-commerce yang dulunya adalah penyelamat bisa menjadi bumerang. Untuk itu, Ia memberikan beberapa tips.
"Hal yang harus dilakukan adalah internal efficiency. Kita harus memikirkan apa-apa saja yang bisa kita hemat, namun tidak berarti semuanya harus kita hilangkan. Kemudian, berfikir cepat dan bertidak cepat. Terakhir, mengetahui apa yang diiginkan konsumen," pungkasnya.
Johari tidak omong kosong belaka. Melalui "tangan dingin"-nya, omset JNE saat ini telah mencapai triliunan, dengan lebih dari 22 ribu karyawan, dan 800 ribu pengiriman per harinya.
Luar biasa, bukan?
Baca juga: Bagaimana Bisnis Logistik Masa Depan?