Dewasa kini, hampir semua kegiatan manusia sudah terdigitalisasi. Misalnya, berkomunisasi, belajar jarak jauh, dan berbelanja kebutuhan sehari-hari. Siapa saja dapat dengan mudah mengaksesnya, termasuk penyandang disabilitas.
Sehubungan dengan hal di atas, Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggelar acara untuk mendekatkan Bahasa Isyarat kepada masyarakat di era digital. Acara ini diselenggarakan pada 23 September 2018 di Kemkominfo, Jakarta, yang bertepatan dengan Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) 2018.
Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo), mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan peringatan HBII, kedepannya tidak ada lagi perbedaan perlakuan pemerintah terhadap masyarakat. Baik penyandang disabilitas ataupun tidak.
Rudiantara juga mengatakan bahwa beberapa kebijakan Kemkominfo ditujukan kepada penyandang disabilitas, seperti ditampilkannya penerjemah Bahasa Isyarat di Televisi bagi penyandang disabilitas tuli. "Memang, tidak bisa secara langsung. Kami kerjakan secara bertahap karena televisi di Indonesia berjumlah ratusan, terutama televisi lokal. Selain kebijakan di Televisi, juga kedepannya akan ada kebijakan-kebijakan lainnya", tambahnya. Kedepannya, Bahasa Isyarat menjadi di kalangan masyarakat dan penyandang disabilitas tuli tidak merasa terdiskriminasi.
Baca juga: Majukan Usaha Mikro Penyandang Disabilitas Lewat Allianz Empowered Competition
Pada peringatan HBII kali ini, Kemkominfo juga akan mendukung pelaksanaan kembali Jambore Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 2018 bagi penyandang disabilitas, yang sebelumnya sukses diselenggarakan tahun 2017 di Palembang, Sumatera Selatan. Jambore ini bertujuan untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan untuk yang dapat berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Menteri Rudiantara juga menyampaikan bahwa dengan berkembangnya teknologi, masyarakat tidak dapat dibedakan lagi berdasarkan apapun, termasuk fisik. Semuanya dapat mengakses teknologi dengan baik. "Justru, menurut saya, ini adalah peluang bagi kita semua, bagaimana teman-teman yang berkebutuhan khusus dapat berpartisipasi mengembangkan ekonomi digital di Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Ikutan Sekolah Coding Gratis, Yuk!
Sebagai langkah konkret lainnya, pemerintah ingin menciptakan banyak Ahli Coding di Indonesia. Siapa saja yang ingin berpartisipasi belajar coding, akan difasilitasi. Tidak lupa juga keikutsertaan penyandang disabilitas menjadi salah satu tujuan pemerintah.
"Saya rasa justru teman-teman yang terbiasa menggunakan bahasa isyarat atau penyandang disabilitas lainnya mempunyai kelebihan tersendiri ketika mengikuti pelajaran coding. Karena, yang diperlukan bukan dilihat dari kemampuan bicara atau mendengar tetapi membuat algoritma, membuat modifikasi dalam konteks membuat program," ucap Rudiantara.