Tak bisa disangkal, Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi komunikasi yang paling besar saat ini. Setelah pekan lalu berhasil meluncurkan tiga produk iPhone teranyarnya yaitu iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR, Apple semakin jauh melampaui pasar pesaingnya.
Apple berhasil menciptakan eksklusifitas pada mereknya, hingga penggunanya percaya bahwa produk tersebut dapat membuat hidupnya lebih mudah dan menyenangkan. Kunci keberhasilan perusahaan raksasa IT ini adalah kombinasi dari strategi marketing yang dirancang dengan sangat hati-hati. Kesuksesan strategi marketingnya telah dibuktikan dengan memenangkan CMO Survey Award for Marketing Excellence selama 10 tahun berturut-turut.
Nah, untuk kamu sedang merintis sebuah bisnis, berikut beberapa tips sukses strategi marketing Apple yang bisa diterapkan dalam bisnismu.
Baca juga: Apple Bangun Pusat Inovasi Pertama Asia di Indonesia
1. Membangun Pengalaman
Apple fokus membuat 'pengalaman berbeda' bagi pelanggannya. Selama 10 tahun terakhir, Apple secara agresif memperluas ranah 'pengalaman' yang ditawarkan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari melalui pengembangan aplikasi. Dengan inovasinya, Apple berhasil mengkomputasi berbagai bidang kehidupan seperti memesan kamar hotel, mengendalikan barang elektronik di rumah hingga mengingatkan jumlah kalori tubuh. Semua pengalaman ini terhubung dan terintegrasi dalam satu produk Apple.
2. Menumbuhkan Komunitas
Selama bertahun-tahun, Apple telah membangun basis penggunanya dengan menciptakan komunitas. Dengan mengundang para pelanggan untuk melakukan berbagai hal yang unik dan kreatif. Apple menawarkan berbagai program untuk komunitas, contohnya kelas koding gratis. Selain itu, di tempat-tempat tertentu Apple membangun "The Plaza", sebuah area terbuka 24 jam dengan wifi gratis dan ada mini konser di akhir pekan. Juga ada ''The Forum'', sebuah area yang dikelilingi 6k Video Wall, dan Today at Apple, sebuah program yang membawa seniman, fotografer, musisi mengembangkan passionnya.
"Kami memperbarui fokus kami pada seni liberal-memanusiakan teknologi melalui pengalaman yang menyenangkan," ujar Angela Ahrendts, VP Ritel.
3. Fokus pada Pelanggan
Apple menargetkan 4 pelanggan utama B2B yaitu lembaga pendidikan, pemerintah, UKM dan perusahaan, sehingga perusahaan bisa mengatur timnya berdasarkan industri yang dilayani. Manfaatnya, perusahaan dapat memastikan sales benar-benar memahami pelanggan dan menawarkan solusi sesuai kebutuhan pelanggan.
Baca juga: Masuki Pasar Global, Bekraf Kirim 6 Startup ke Pameran Teknologi di Taiwan
4. Mengontrol Harga
Pernahkah kamu melihat produk Apple baru diskon 70%?
Ini yang membedakan Apple dengan merek lain, Apple memiliki harganya sendiri dengan pengalaman pengguna yang ditawarkan. Harga yang ditetapkan sendiri ini menjadi alat penyampaian merek terkait eksklusifitasnya. Untuk mengontrol harga agar ritel tidak mendiskon produknya, Apple menggunakan minimum advertised price (MAP) yaitu perjanjian antara pemasok dan ritel untuk menetapkan harga terendah barang.
5. Menggunakan Metrik Berbasis Pelanggan
Sejak tahun 2007, Apple menggunakan Net Promotor Score (NPS), indeks yang dapat menunjukkan secara langsung tipe konsumen yang loyal dan dapat memprediksi tingkah laku konsumen. Apple yang membawahi 500 ritel menggunakan skor NPS. Tanggapan dari NPS akan dikumpulkan dan dibagikan dengan tim setiap hari, jika ada tanggapan negatif akan ditangani secepatnya dalam 24 jam.
Baca juga: 6 Startup Indonesia Berangkat ke Festival Teknologi AS
6. Simplicity
Apple telah menguasai seni minimalis yang turut mempertimbangkan estetika dan fungsi produk. Produknya yang simple dengan garis yang tegas, bertujuan agar produknya dapat digunakan oleh siapa saja.
Seperti yang dikatakan Steve Jobs, "Cara kami menjalankan perusahaan, mendesain produk, pengiklankannya.. semua dengan semangat untuk membuat segalanya lebih sedehana, hingga paling sederhana."
7. Bertindak Glocal
Untuk dapat diterima di 100 negara ekspansinya, Apple harus beradaptasi dengan budaya lokal. Apple melakukan beberapa adaptasi agar diterima di negara tersebut. Contohnya, toko ritel Apple di Paris, bangunanya sengaja dibangun dengan gaya Haussmann untuk mencerminkan arsitektur Paris. Atau di pasar Tiongkok, Apple menggunakan warna merah dalam mengemas produknya selama Tahun Baru Cina. Hal ini memungkinkan Apple memperluas pemasarannya disesuaikan dengan identitas lokalnya. Bahkan Apple telah melakukan menyesuaian bahasa dan menerjemahkan isi websitenya untuk memastikan pemahaman lokal.
8. Do What Is Right
Kejadian sebelum Apple Music diluncurkan, Taylor Swift mengirim surat terbuka kepada Apple yang tidak membayar 3 bulan masa uji coba gratis Apple Music. Pada malam itu juga, Apple melakukan evaluasi. Demikian juga pada tahun 2014, pengadilan meminta Apple untuk membuka kunci iPhone pelaku menembakan 14 orang di San Bernardino, namun Apple menolak membantu FBI yang menyatakan bahwa jika FBI dapat mengakses ponsel ini, mereka akhirnya dapat melakukannya untuk orang banyak. Dampaknya, konsumen akan semakin khawatir dengan privasi data. Apple memilih untuk membela kebebasan sipil pelanggannya. Apple kemudian berbenah diri untuk memperkuat enkripsi dan melindungi data pelanggan yang telah percaya dengan merek ini.
Nah, itu tadi 8 strategi marketing yang dapat kamu pelajari dari Apple untuk dapat mengembangkan bisnismu. Strategi marketing adalah kunci penting dalam kesuksesan suatu merek. Selalu berani mencoba dan bijak dalam menentukannya taktik yang tepat, sesuaikan dengan kebutuhan bisnismu. Selamat mencoba!