Perusahaan aplikasi transportasi online asli Indonesia, Go-Jek secara resmi memulai operasinya di Vietnam pada hari Rabu, (12/9) kemarin. Melalui perusahaan lokal Go-Viet, Go-Jek resmi berkendara di jalan-jalan Ho Chi Minh City, ibukota Vietnam. Uniknya tidak seperti mitra pengemudi Go-Jek di Indonesia yang identik dengan jaket hijau, para mitra pengemudi Go-Viet di Vietnam terlihat mentereng dengan seragam berwarna merah menyala.
Ekspansi pertama Go-Jek ke luar negeri tersebut dikabarkan bernilai US$ 500 juta. Vietnam merupakan pasar pertama dalam rencana Go-Jek untuk go international. Setelah merambah negera yang dijuluki Vietnam Rose tersebut, Go-Jek berencana memperlebar jejak kakinya ke negara-negara Asia Tenggara lainnya yaitu Thailand, Filipina dan Singapura.
Dilansir dari Deal Street Asia, strategi pertama Go-Viet adalah merekrut sebanyak mungkin mintra pengemudi agar bergabung dalam armadanya. Hal ini dilakukan dengan mengiming-imingi mitra pengemudi dengan pembebasan pajak untuk enam bulan pertama dan bonus yang besar. “Perusahaan berharap bisa membawa pendapatan stabil ke puluhan ribu pengemudi melalui teknologi,” jelas Nguyen Vu Duc, CEO Go-Viet.
Bonus yang besar tersebut membuat Thanh Hung, salah satu pengemudi GrabBike di Vietnam tertarik. Lelaki berusia 40 tahun itu mengatakan dia mampu menghasilkan VND800.000 (Rp 506.810) dalam satu setengah hari sejak dia mulai mengemudi untuk Go-Viet, jauh lebih tinggi daripada yang ia dapatkan dari GrabBike yaitu VND500.000 (Rp 316.904) untuk durasi kerja yang sama. Hung juga mengatakan tertarik dengan pembebasan pajak Go-Viet selama enam bulan pertama dan bonus yang akan dia dapatkan jika dia menyelesaikan 9 order dalam sehari.
Setelah lebih dari sebulan percobaan di Ho Chi Minh City, Go-Viet saat ini telah memiliki 1,5 juta unduhan serta menyumbang 35 persen market share dari semua sepeda motor yang berkeliaran di jalanan Ho Chi Minh City.
Baca juga: Terungkap, Ambisi Nadiem setelah Go-Jek Banjir Investasi
Dalam empat bulan ke depan, Go-Viet akan fokus pada empat layanan inti termasuk Go-Bike, Go-Car, Go-Food, dan layanan e-money Go-Pay. Selain itu Go-Viet bermaksud menjadi platform multi-services terbesar di Vietnam. “Layanan seperti Go-Beauty dan Go-Clean akan segera menyusul diluncurkan di Vietnam,” jelas Nguyen Vu Duc.
Sementara CEO sekaligus founder Go-Jek, Nadiem Makarim mengatakan, “Sejak kami meluncurkan aplikasi Go-Jek di Indonesia, harapan kami adalah menemukan cara baru untuk meningkatkan taraf hidup konsumen. Karena itulah Go-Jek menyediakan 17 layanan berbeda untuk memudahkan hidup bagi orang-orang di Indonesia. Kami berharap Go-Viet bisa tumbuh dengan cara yang sama.”
Nadiem menambahkan bahwa rencana ekspansi Go-Jek keluar negeri adalah tindak lanjut setelah perusahaan yang dipimpinnya tersebut memperoleh kucuran dana terbaru dari ronde pendanaan yang diikuti oleh KKR, Warburg Pincus, Google, BlackRock, JD.com, Meituan, Tencent dan Temasek. Ronde pendanaan tersebuti diyakini telah mendongkrak nilai valuasi salah satu unicorn Indonesia itu menjadi US$ 5 miliar. Nadiem juga menyatakan siap memperluas Go-Jek ke pasar baru di Asia Tenggara dan menantang dominasi Grab di wilayah tersebut setelah keluarnya Uber baru-baru ini.