Sebagai upaya mendukung visi ekonomi Indonesia pada tahun 2020 menjadi “The Digital Energy of Asia”, Pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional UMKM Go Online. UMKM dipilih sebagai representasi ekonomi rakyat yang mempu menyerap tenaga kerja hingga 90% serta memberikan kontribusi sebesar 58% pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
Penjualan online juga dinilai mempu meningkatkan pendapatan UMKM hingga 26% dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang berimbas pada peningkatan ekonomi nasional. Namun, kendati banyak UMKM Indonesia yang memanfaatkan platform digital untuk memperbesar skala bisnis, tapi realisasinya masih terhambat persoalan dan memerlukan edukasi.
Muhammad Awaluddin, Direktur Utama Angkasa Pura II membagikan kisahnya saat bertemu pelaku UMKM dalam acara Bincang Bisnis yang diadakan di kota Jambi. Peserta yang hadir umumnya sudah memanfaatkan teknologi digital untuk bisnis, minimal media sosial untuk mempromosikan produk. Facebook dan Instagram rupanya menjadi media sosial favorit yang mereka gunakan.
Baca juga: Pemerintah Luncurkan Gerakan Nasional UMKM Go Online
Awal menceritakan dalam bukunya “Digital Championshift”, satu hal yang cukup menarik ketika Ia bertemu Abdinur, seorang bapak berusia 56 tahun yang menjadi peserta tertua di antara yang hadir. Usianya boleh tua, tapi semangatnya luar biasa untuk go online.
Dalam kesehariannya, bapak ini menjual gelang kesehatan berbahan Resam (Dicranopteris Linearis), sejenis tumbuhan yang banyak tumbuh di hutan Jambi. Resam sering dianggap pengganggu (gulma) karena mudah tumbuh sebagai rumput liar di sela-sela tanaman karet, sawit, dan hamparan luas.
Berangkat dari keberadaan gulma tadi, Abdinur yang menyebut dirinya sebagai pekerja sosial yang berdomisili di desa Suka Maju Jambi, kini membina lebih dari 40 pengrajin anyaman Resam di kampungnya sejak 10 tahun lalu.
Baca juga: Target 8 Juta UMKM Go Online, Upayakan Visi Digital Energy of Asia 2020
Berbagai cindera mata berhasil diproduksinya, dan kini hasil kerajinannya mulai menjadi suvenir khas Jambi. Keunikan produknya, terletak pada gelang yang mengandung antioksidan dan antibakterial sehingga berkhasiat untuk kesehatan.
Kehebatan Abdinur ini bukan hanya terampil mengajak dan mengajarkan kerajinan di lingkungannya, tapi juga mampu memasarkan produk tersebut ke berbagai kota, bahkan ke negara tetangga. Dia memasarkannya secara online.
Meski mengakui daerahnya masih kesulitan akses internet, 17 km diluar kota Jambi, tapi Abdinur tidak pernah patah semangat. Dia rela membangun rumah pohon agar tetap mendapat sinyal. Untuk urusan online, dia belajar secara otodidak. “Internet akan mengikis kemiskinan, Pak. Dengan internet, bisnis menjadi lebih mudah,” ujarnya.
Baca juga: Dorong IKM Go Online, Kemenperin Gandeng Tiga Toko Online
Untuk mempromosikan produknya, Abdinur memanfaatkan Facebook dan YouTube. Beliau juga menyediakan e-mail dengan alamat kerajinanresam@yahoo.com untuk berkomunikasi dengan kosumennya. Dengan adnya beberapa media ini, penjualan produknya tumbuh pesat.
Terinispirasi dari kisah Abdinur, jiwa leadership sudah selayaknya dimiliki entrepreneur di era digital ini. Kunci terjun ke bisnis digital adalah disiplin untuk melayani dan men-deliver apa yang ditawarkan pada media online tersebut. Awaluddin meramu tips bermigrasi ke bisnis digital dalam 3C, yakni Character, Competence, dan Courage untuk membedakan mana entrepreneur berjiwa hebat dan mana yang biasa-biasa saja.
# Character
Menjadi strong leader yang paling utama adalah "understanding yourself" terkait dengan passion, tujuan dan sasaran. Seperti Abdinur, meski di usia 56 tahun akan tetapi tetap semangat dan tampil nyentrik menggunakan hasil kerajinannya, yakni topi, gelang, cincin, dan tas jinjing.
Dia juga tak lupa membawa gadget dan tablet untuk menunjukkan video singkat versi YouTube yang menggambarkan produk resam tadi. Semangat berbaginya juga sangat luar biasa dimana hasil penjualan yang diperolehnya, dikembalikan ke komunitas sosial yang dibentuknya.
Baca juga: Pemberdayaan Pengusaha UMKM Perempuan Lewat Bisnis Online
# Competence
Pengetahuan dan pengalaman akan membentuk visi. Oleh karena itu, kita perlu belajar secara terus-menerus dan selalu terbuka untuk mencari pengalaman pengalaman baru.
Salah satu cara yang dilakukan Abdinur, yakni menunjukkan artikel tentang khasiat tumbuhan Resam tersebut. Artikel yang ada kebetulan berbahasa Inggris dan Ia menceritakan menggunakan aplikasi translate bahasa dari tablet-nya. Artinya, tidak ada kendala untuk belajar kapan pun dan di mana pun.
# Courage
Membawa visi menjadi aksi perlu keberanian. Ada banyak tekanan eksternal dan mungkin juga internal terkait hal tersebut. Butuh keberanian untuk berubah. Meskipun akan banyak tantangan dari lingkungan dan diri sendiri, namun dengan tekad kuat tantangan tersebut akan mudah dihadapi.
Baca juga: Bingung Mau Jualan Online? Titipin.id Aja
Abdinur selalu tampil bersemangat di mana pun dia berada. Bahkan kabarnya, di berbagai pameran binaan CSR yang diikutinya termasuk di luar negeri, dia tidak pernah takut menyapa calon pembeli dalam bahasa yang terbatas, sambil sesekali melirik aplikasi translate di tablet-nya. Dia tidak pernah takut untuk mengajak warga sekitarnya untuk hidup lebih baik dan lebih mandiri.
Apa yang dilakukan oleh Abdinur membuktikan bahwa pemanfaatan internet untuk bermigrasi ke bisnis online akan mampu mempermudah dan meningkatkan percepatan proses bisnis. Akan tetapi, butuh keberanian untuk memutuskan perubahan tersebut.
Sekali terjun memanfaatkan online maka kita wajib disiplin menjaganya. Selama 24 jam, pasar memiliki akses untuk menghubungi. Sekali saja ingkar janji, maka dengan mudah akan menjadi viral mengkampanyekan bisnis kita secara negatif. Yuk mulai berbisnis!
Baca juga: Ada Banyak Cara Jualan Online, Jangan Salah Pilih