Go-Jek, penyedia aplikasi layanan on-demand, disebut telah berkontribusi sebesar Rp 9,9 triliun untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMM) di Indonesia. Perusahaan yang baru berusia 7 tahun ini mencapai hal itu melalui penghasilan mitra UMKM dan mitra driver sebagai pengusaha mikro.
Demikian hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) 2017 mengenai dampak Go-Jek dalam menunjang pertumbuhan UMKM di Indonesia yang dikemukakan bersamaan dengan peresmian perluasan operasional Go-Jek di kota Merauke, Papua, Rabu (15/8/2018) di Jakarta.
Sekarang Go-Jek telah tersedia dari Sabang hingga Merauke di 70 kota dan 144 kabupaten/kota di Indonesia. Peluasan ini merupakan bentuk komitmen Go-Jek untuk mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Melalui teleconference dengan wakil walikota Sabang, Drs Suradji Junus dan Bupati Merauke, Frederikus Gebze menyambut baik datangnya Go-Jek, karena dampaknya dapat memajukan UMKM dan pariwisata daerahnya.
“Go-Jek percaya pemanfaatan teknologi merupakan cara yang paling cepat dan tepat untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraannya. Dengan operasional yang diperluas dari Sabang hingga Merauke, Go-Jek berharap lebih banyak UMKM dan pengusaha mikro seperti mitra-mitra driver yang bisa memanfaatkan teknologi” ungkap Nadiem Makarim, CEO dan Founder Go-Jek.
Riset FEB UI itu juga menyebutkan, dengan jumlah transaksi lebih dari 100 juta transaksi setiap bulan, lebih dari satu juta driver dan lebih dari 250.000 penjual makanan serta lebih dari 30.000 penyedia layanan lainnya. Kehadiran Go-jek dapat mendorong pertumbuhan pelaku UMKM dan usaha mikro dengan pertumbuhan sebesar 346.2% dalam 1 tahun terakhir.
“Go-Jek membantu memajukan UMKM Indonesia. Contohnya UMKM di mitra Go-Food, 85% adalah UMKM dan dapat meningkatkan penjualan hingga 3x setelah bergabung.” jelas Kevin Aluwi, Chief Finansial Officer (CFO) sekaligus Co-Founder Go-Jek.