Janji teknologi digital adalah menjangkau semua orang, di mana saja, kapan saja. Jelas janji muluk yang akan sangat baik jika terwujud. Tapi teknologi seperti apa yang bisa menjangkau semua orang dan, yang lebih utama, apakah hadirnya teknologi itu akan membawa manfaat?
Kita ambil contoh sederhana saja, manfaat menabung sudah lama diketahui dan diakui. Namun di Indonesia, jumlah penduduk yang memiliki rekening bank masih sangat kecil. Perkiraannya, baru ada 60 juta orang yang memiliki rekening di bank, dari sekitar 250 juta penduduk di Indonesia.
Di sisi lain, survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2015 menyebutkan ada 175 juta rekening bank di Indonesia. Artinya, ada cukup banyak nasabah yang memiliki lebih dari satu rekening. Ini menunjukkan jurang antara penduduk yang menggunakan layanan perbankan dan yang belum.
Apakah mereka yang belum memiliki rekening bank itu semata-mata disebabkan kemiskinan? Belum tentu juga. Badan Pusat Statistik mencatat ada 28 juta penduduk miskin di Indonesia. Jika diperkirakan ada sekitar 180 juta penduduk yang belum memiliki rekening bank, artinya masih ada kurang-lebih 150 juta yang belum memiliki rekening namun tidak tergolong penduduk miskin.
Ya, angka itu belum memperhitungkan jumlah penduduk di bawah umur. Namun demikian perbankan di Indonesia juga memiliki produk tabungan usia dini yang memang dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah kepemilikan rekening bank.
Jika melihat data sebelumnya, rendahnya kepemilikan rekening bank bukan semata-mata disebabkan kemiskinan. Namun tak bisa dipungkiri, masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial kemungkinan besar adalah masyarakat yang belum memiliki rekening bank.
Nah, soal ini ternyata ada perkembangan yang bisa membangkitkan harapan. Bantuan Sosial (Bansos) adalah bantuan bersifat sementara yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat agar mereka dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya.
Tak bisa dipungkiri, di masa lalu ada banyak masalah dalam penyaluran dana tersebut. Penyaluran bantuan dalam bentuk tunai, selain tidak efisien juga berpotensi disalahgunakan. Oleh karena itu pemerintah telah melakukan inisiatif penyaluran dananya dalam bentuk lain.
Di sini lah peran teknologi bisa dilihat. Kini dana bantuan akan disalurkan secara lebih terpadu melalui cara-cara yang memanfaatkan perkembangan teknologi. BNI, misalnya, telah menjadi mitra untuk penyaluran bansos melalui kartu khusus sejak Oktober 2016. Kartu tersebut serupa kartu debit biasa namun memiliki fungsi khusus selain sebagai kartu debit yaitu untuk pencatatan kuota bantuan.
Melalui fungsi itu, dana yang disalurkan akan terpisahkan sesuai peruntukan, misalnya dana untuk pembelian beras hanya akan bisa digunakan untuk membeli beras di warung yang telah ditunjuk. Ini akan meminimalisir penyaluran dana yang tidak tepat guna, misalnya dana untuk bantuan beras justru digunakan untuk membeli produk konsumtif.
Tapi lebih dari itu, sadarkah bahwa pemanfaatan teknologi relatif sederhana seperti kartu pintar itu berpotensi memiliki dampak lebih luas. Misalnya, dengan penggunaan kartu maka setiap penerima dana bansos akan memiliki rekening bank. Karena, setiap kartu itu juga bisa digunakan untuk menabung. Kemudian, warung-warung di berbagai wilayah Indonesia mulai menerapkan sistem EDC yang bisa menerima pembayaran berbasis kartu.
Bayangkan ketika bansos juga bisa disalurkan dengan memanfaatkan perangkat mobile, seperti yang juga akan mulai diujicobakan oleh pemerintah. Selain memiliki rekening bank, masyarakat akan mulai memanfaatkan teknologi telekomunikasi bergerak. Warung-warung pun bisa mulai memanfaatkan smartphone, sebagaimana maraknya aplikasi kendaraan roda dua telah memungkinkan pengemudi ojek menggunakan smartphone dan memiliki rekening bank.
Jika itu masih belum cukup, perhatikan juga bahwa ada manfaat lain dari penerapan teknologi untuk bansos yang terjadi di belakang layar. Sistem dashboard di balik kartu pintar itu memungkinkan terpantaunya penyaluran dana bantuan. Data yang muncul memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik bagi pemerintah, misalnya untuk penyaluran dana bantuan di periode berikutnya.
Penerapan teknologi seperti itulah yang benar-benar bisa menunaikan janji teknologi digital membawa manfaat bagi semua orang, kapan saja, di mana saja. Harapannya, akan makin banyak inovasi dan penerapan inovasi yang membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. BNI pun sedang memulai langkah untuk menjadi sebuah institusi keuangan yang benar-benar memanfaatkan digital. Karena kami percaya, manfaat perkembangan teknologi digital harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia di berbagai bidang.