Menyambut era Industri 4.0, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menyelenggarakan sebuah acara bertajuk INNOFEST ID 2018.
Selain menghadirkan berbagai diskusi menarik dan seminar internasional terkait dengan revolusi industri yang keempat, acara yang bertema “Building Innovation Ecosystem for Making Indonesia 4.0” juga menghadirkan pameran beragam produk menyambut era industri 4.0.
Dalam gelaran acara yang diselenggarakan selama 24 hingga 27 Juli 2018 di Gedung Kementerian Perindustrian tersebut, produk percontohan hasil kerja sama Schneider Electric dengan Berto Coffee Roaster pun turut meramaikan acara.
Produk yang dimaksud merupakan teknologi EcoStruxure Augmented Operators Advisor dan EcoStruxure Machine Advisor untuk coffee roasting machine, yang ditujukan untuk mendukung industri kopi Indonesia.
Teknologi percontohan ini merupakan teknologi yang memungkinkan produsen pengolahan kopi untuk melakukan analisa prediktif untuk meningkatkan performa dan produktivitas mesin pemanggang kopi, mempercepat waktu maintenance, meminimalisir kesalahan akibat human error, serta dapat menekan biaya perawatan mesin hingga 20 persen.
Baca Juga:
Dorong Industri 4.0, Pemerintah Akan Gelar Innofest
Digital Transformation Senior Manager Schneider Electric Manufacturing Batam Fadli Hamsani menjelaskan, “Industri pengolahan kopi di Indonesia memiliki prospek yang sangat baik untuk lebih berkembang seiring dengan meningkatnya minat konsumsi kopi sebagai bagian dari tren gaya hidup kelas menengah.”
Oleh karenanya, Fadli Hamsani menegaskan, industri pengolahan kopi di Indonesia perlu ditingkatkan daya saingnya melalui penerapan teknologi digital dan analisa prediktif, guna membantu meningkatkan produktivitas dan memonitor kualitas mesin dalam perencanaan perawatan mesin yang lebih terencana, serta memungkinkan pembuatan keputusan secara real-time.
“Dengan teknologi augmented reality, teknisi operasional dapat melakukan diagnosa performa mesin secara virtual dan real-time melalui tablet Android atau iPad tanpa harus membuka komponen mesin secara manual. Teknisi juga dapat mengetahui potensi terjadinya masalah pada mesin sebelumnya sehingga perbaikan dapat dilakukan sebelum terjadi masalah yang dapat menyebabkan operasional terhenti,” tutup Fadli Hamsani.