Teknologi kecerdasan buatan semakin mendapat posisi dalam dunia industri, bahkan diprediksi akan menggantikan jutaan tenaga kerja manusia. Seperti dilansir dari Martech Advisor (05/09), Ekonom W. Brian Arthur memperkirakan bahwa tenaga mesin dapat menggantikan 100 juta pekerjaan di Amerika Serikat pada tahun 2025.
Sektor-sektor yang paling beresiko digantikan mesin automasi adalah transportasi, manufaktur dan retail. Sedangkan tenaga manusia yang rentan tergeser adalah pekerja di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), programmer, konsultan dan spesialis TIK.
Lebih jauh lagi, menurut studi yang dilakukan oleh ekonom Oxford yaitu Carl Benedikt Frey dan Michael A. Osborne menyebutkan kemungkinan 702 kategori pekerjaan tertentu digantikan oleh komputerisasi, termasuk pekerjaan di bidang marketing yang selama ini dianggap belum bisa tergantikan oleh robot.
Studi yang dilakukan Frey dan Osborne menyebutkan bahwa posisi di bidang marketing seperti marketing manager mempunyai kemungkinan 1,4% digantikan dengan komputerisasi, sementara posisi market research analysts dan marketing specialists memiliki probabilitas 61% digantikan mesin kecerdasan buatan.
Frey dan Osborne memperkirakan sekitar setengah dari pekerjaan yang ada selama ini berpotensi dapat dilakukan oleh komputer. Dan hal itu akan terjadi dalam satu atau dua dekade mendatang. Pertanyaannya, jika tenaga marketing digantikan oleh robot, apakah konsumen akan lebih merasa nyaman daripada dilayani oleh manusia yang memiliki ekspresi?