Meskipun sempat terancam oleh penyedia layanan serupa, dominasi Grab di Asia Tenggara nampaknya tidak akan tergusur begitu saja.
Setelah akuisisinya terhadap Uber di wilayah Asia Tenggara, kini perusahaan yang berbasis di Singapura ini mendapatkan suntikan dana dari Toyota.
Berdasar laporan yang diperoleh tim Digination, besarnya investasi setelah tercapainya kesepakatan di antara kedua belah pihak bahkan mencapai angka USD 1 miliar.
Dengan nilai suntikan dana tersebut, Toyota menjadi investor utama dalam putaran pendanaan terbaru untuk penyedia layanan O2O (Offline to Online) Asia Tenggara ini.
Melalui investasi besar ini, Grab memiliki kesempatan untuk mengembangkan beragam layanan yang dimilikinya secara lebih luas.
Dalam rencananya, Grab ingin membangun sistem transportasi yang lebih efisien guna mengurangi tingkat kemacetan, mempermudah akses terhadap mobilitas, sekaligus meningkatkan pendapatan mitra pengemudi.
Baca Juga:
Setelah Uber, Apa Ambisi grab?
Toyota Executive Vice President and President of Toyota’s in-house Connected Car Company Shigeki Tomoyama menyatakan, “Ke depannya, Bersama Grab, kami akan mengembangkan sejumlah layanan yang lebih menarik, aman dan terjamin bagi seluruh pengguna kami di Asia Tenggara.”
Salah satunya, sebagai bagian dari kesepakatan, Grab dan Toyota akan berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi mobil terhubung, guna mendorong adopsi solusi-solusi mobilitas baru di seluruh Asia Tenggara.
Melalui Toyota Mobility Service Platform (MSPF), teknologi kendaraan terhubung yang dikembangkan akan memperkaya pengalaman mitra pengemudi, termasuk dengan kehadiran asuransi berbasis telematika.
Kerja sama ini tentunya akan memperkuat posisi Grab, sementara platform serupa asal Indonesia Go-Jek semakin melebarkan sayapnya ke empat negara lain, seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina.