Setelah Twitter, Instagram memunculkan fitur hashtag untuk mempermudah pengguna menjangkau pengguna lain dalam layanannya.
Seperti untuk membuat sebuah topik dalam Twitter, seseorang hanya perlu menambahkan tanda tagar (#) pada sebuah kata dalam post yang diunggah.
Post tersebut kemudian akan ditampilkan sebagai post publik kepada setiap pengguna lain yang mencari atau mengeklik hashtag yang sama.
Dengan metode ini, para penjual online atau merek dapat menjangkau lebih banyak pendengar sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Namun tentu saja, tidak asal menggunakannya. Pemilik toko online atau merek harus memiliki strategi tertentu untuk dapat berhasil menggunakannya.
Penjual online perlu memahami tagar yang mana yang tepat untuk digunakan. Tagar yang digunakan harus cukup kuat agar bisa memaksimalkan jangkauannya dan meningkatkan keterlibatan pengguna.
Ada banyak jenis hashtag yang bisa digunakan oleh pelaku bisnis online, tapi tidak semuanya bisa digunakan dengan tepat di usahanya.
Dalam profil bio, misalnya, pelaku bisnis online hanya bisa meletakan hashtag merek, seperti #digination, untuk menunjukkan secara eksklusif tokonya sebagai toko khusus merek tertentu.
Atau pelaku bisnis online hanya bisa menggunakan hashtag berbasis lokasi, seperti #tokomurahjogja, untuk menjangkau pengguna secara lokal.
Penggunaan hashtag hiburan dan hashtag berbasis waktu, seperti #murahbanget dan #minggujualan, juga hanya bisa digunakan untuk meningkatkan keterlibatan pengguna yang telah dimiliki.
Baca Juga:
Kenapa instagram Cocok untuk Pemasaran?
Penggunaan hashtag populer, semisal #iphonex saat peluncurannya, pun hanya bisa digunakan pada waktu tertentu saat topik masih banyak dicari oleh pengguna lain.
Secara spesial, hashtag yang menunjukkan ceruk yang menunjukkan merek berbeda dengan merek lain pun hanya bisa digunakan pada satu merek khusus, seperti tagar #selaludidepan.
Hashtag juga kadang hanya berlaku sebagai penanda acara spesial dari sebuah toko online, seperti #giveaway atau #flashsale yang hanya bisa digunakan pada waktu tertentu saja.
Untuk menggunakan hashtag yang tepat, pelaku usaha online dapat melakukan penelitian sebelum menggunakannya ke dalam post miliknya.
Misalnya, pemilik usaha mengecek hashtag populer melalui trending hashtag atau trending topic yang ada pada layanan Twitter, melihat hashtag yang digunakan kompetitor, atau menggunakan tools khusus.
Di sisi lain, meskipun menggunakan hashtag bisa menarik banyak pengguna, tapi jika terlalu banyak bisa menyebabkan pengguna susah mendapatkan info yang jelas mengenai produk.
Untuk mengantisipasinya, banyak perusahaan atau merek menambahkan hashtag di bawah tanda "See More" pada post yang diunggahnya.
Perlu ditekankan, setelah melakukan menggunakan hashtag yang dirasa tepat, menganalisis penggunaan hashtag juga perlu dilakukan untuk mengetahui hashtag mana yang telah berhasil menarik lebih banyak pengguna.