Kementerian Perindustrian telah menjalankan program Santripreneur melalui pelatihan produksi alas kaki di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada tahun 2017. Hasilnya, unit industri alas kaki di Ponpes tersebut, kini mampu menghasilkan lebih dari 4.000 pasang sandal jepit spon per bulan.
“Melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM), kami telah melatih sebanyak 20 santri Ponpes Sunan Drajat untuk pembuatan alas kaki jenis sandal jepit spon,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, mengutip keterangan resmi Kemenperin (29/5).
Baca juga: Menperin Ajak Santri Jadi Wirausaha Digital
Gati mengungkapkan, selama delapan hari pelatihan yang dilaksanakan tahun lalu, para santri telah membuat sekitar 200 pasang sandal jepit spon.
“Kami terus mendorong mereka untuk meningkatkan produktivitasnya. Bahan baku diperoleh dari Surabaya, dan saat ini sandal jepit mereka telah berhasil dipasarkan ke Bojonegoro, Gresik, Lamongan, Tuban, dan sekitarnya,” tuturnya.
Ponpes Sunan Drajat memiliki 12 ribu orang santri dan 1.041 orang tenaga pendidik. Ponpes ini mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya dengan memiliki beberapa unit usaha industri, di antaranya produksi air minum dalam kemasan (AMDK), minuman ringan (jus mengkudu), kemiri sunan, garam samudra, dan pupuk.
Baca juga: Kemenperin Targetkan 20.000 Wirausaha Baru Lewat Program Santripreneur
“Guna menumbuhkan wirausaha industri baru dan pengembangan sektor IKM di lingkungan ponpes, kami meluncurkan program Santripreneur melalui pelaksanaan bimbingan teknis berupa pelatihan pengolahan ikan, revitalisasi industri garam SNI, industri alas kaki, dan pelatihan pembuatan lampu Light Emitting Diode (LED),” papar Gati.
Santripreneur juga bertujuan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) bertalenta di lingkungan ponpes, sehingga menjadi bekal para santi untuk belajar mandiri dan berwirausaha sebelum terjun ke masyarakat.
“Mereka bisa menjadi agen pengembangan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,” imbuhnya.
Baca juga: 18 Pesantren Jadi Pilot Project Program Santripreneur 2018