Saat ini Indonesia telah menjadi pasar terbesar e-commerce di kawasan Asia Tenggara. Tahun lalu, akibat dinamika e-commerce, kapitalisasi untuk jasa kurir sudah mendekati Rp50 Triliun.
Kondisi itu dinilai menjadi peluang pelaku jasa logistik untuk bersaing dan tumbuh menjadi besar. Apalagi, kondisi geografis Indonesia membutuhkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Tantangan bisnis logistik di Indonesia diungkapkan Direktur Jasa dan Kurir PT Pos, Agus Handoyo adalah kondisi geografis Indonesia. Berbeda dengan negara lain seperti Singapura, Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau menjadi tantangan dalam hal mobilitas penyelenggara pos.
“Hal ini menjadi tantangan, di internal kompetensi harus ditingkatkan, selain itu kita mengadopsi perkembangan terbaru. Kita juga mendorong para pegawai pos untuk melek teknologi,” ungkap Agus dalam dalam Konferensi Pers Persiapan Seminar Nasional "Kontribusi Industri Logistik untuk Ekonomi Digital" beberapa waktu lalu.
Baca juga: Majukan Bisnis Digital, Pemerintah Garap Sistem Logistik
Meskipun demikian, peluang untuk tumbuh besar dari semua pelaku jasa logistik masih terbuka. Pertumbuhan dan peluang e-commerce di sisi logistik sangat besar.
Agus menambahkan industri logistik potensinya cukup besar, bukan hanya tumbuh hebat tapi eksplosif. “PT Pos dan penyelenggara pos lainnya bisa bersaing dan bersanding dengan yang lain untuk sama-sama besar,” tambahnya.
Sektor pos dan logistik, menurut Deputi Bidang Organisasi Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma sudah siap dalam menghadapi era e-commerce yang berkembang pesat.
Baca juga: RI-Singapura Berbagi Keahlian dalam E-Commerce Logistics
“Dari aspek regulasi dan turunannya sudah cukup untuk siap. Pertumbuhan e-commerce yang massif memberikan kontribusi pada perkembangan penyelenggara pos. Besarnya market place membutuhkan penyelenggara pos yang punya jangkauan luas dan pelayanan prima,” jelasnya.
Menurut Direktur Pos Ditjen PPI Ikhsan Baidirus, Pemerintah mendukung perkembangan bisnis logistik dan penyelenggara pos. Hal itu dilakukan dengan cara menekan waktu perizinan dan memudahkan penyelenggara pos.
“Kita ingin mengidentifikasi peluang, hambatan dan tantangan yang akan menjadi kunci buat strategi ke depan. PT Pos bersama dengan penyelenggara pos lainnya harus bersaing dalam meningkatkan layanan prima kepada masyarakat. Selain itu kita juga mendorong pos logistik bersama UMKM saling memperkuat,” kata Ikhsan.