Dalam fisika, waktu ada variabel yang paling tidak bisa dikontrol, karena kita tidak bisa untuk mengulang-ulang seenaknya.
Di luar fisika pun, waktu merupakan entitas yang sangat berharga, karena waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
Meskipun demikian, waktu didistribusikan secara merata bagi semua manusia. Dalam satu hari, semua orang akan mendapatkan jatah waktu yang sama, yakni 1.440 menit.
Namun, apakah kita sudah memanfaatkannya dengan sepenuhnya, atau masih membuang-buang waktu dan menguras tenaga?
Lollly Daskal dalam tulisannya di INC pun mempertanyakan pertanyaan yang sama. Baginya, terdapat beberapa pola orang membuang waktu dan energinya.
Saat melatih para pemimpin terbaik di seluruh dunia, dia menemukan setidaknya ada delapan pola yang paling umum dilakukan oleh orang-orang, yang mungkin termasuk kita.
Tidak Fokus
Bagi Daskal, pemimpin yang memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan cenderung akan mudah terganggu.
Mungkin tidak ada orang yang mampu untuk fokus menyelesaikan tugas 100% sepanjang waktu, namun tidak fokus dapat menyebabkan hambatan serius untuk mendapatkan sesuatu.
Bahkan bagi beberapa orang, tidak fokus bisa memakan lebih banyak waktu dan menyebabkan stress yang tidak perlu.
Untuk mengatasinya, dapat dimulai dengan menyadari sepenuhnya cara mengelola waktu dan lingkungan kerja yang dimiliki.
Membangun kebiasaan dan strategi juga dapat memperkecil potensi gangguan, dengan tetap fokus pada tugas yang harus dikerjakan, serta meningkatkan kemampuan konsentrasi yang dimiliki.
Meragukan Keputusannya
Salah satu kebiasaan buruk yang biasanya juga dilakukan oleh pemimpin adalah kebiasaannya meragukan keputusan pertamanya.
Bagi Daskal, tetap berpendirian pada keputusan akan lebih sulit jika dibandingkan saat akan membuatnya pertama kali.
Namun, hal ini dapat menghabiskan banyak waktu, energi, dan sumber daya yang ada, termasuk diri sendiri maupun anggota yang tergabung tim.
Oleh karenanya, perlu dibangun kebiasaan proses pengambilan keputusan yang stabil dan sadar, dan jika perlu dengan meminta pendapat dari anggota tim.
Baca Juga:
Tetap Termotivasi Meski Masalah Tak Kunjung Henti
Memperhatikan Para Penentang
Tidak semua yang dilakukan oleh seorang pemimpin akan didukung sepenuhnya oleh anggotanya. Banyak hal yang bisa menyebabkan hal ini.
Ada yang disebabkan karena memiliki sudut pandangan yang berbeda jauh, atau karena ingin bertahan sebagai oposisi.
Bagi Daskal, umpan balik merupakan hal yang sangat berharga, sangat layak untuk diminta dan didengarkan oleh seorang pemimpin.
Namun, perlu diingatkan bahwa akan selalu ada beberapa orang yang akan menolak keputusan pemimpin.
Oleh karena itu, pemimpin harus belajar untuk menyaring umpan balik yang bermanfaat dan tetap fokus pada tujuan, rencana, dan apa yang harus dikerjakan.
Memiliki Pikiran yang Tertutup
Daskal menyebutkan, para pemimpin biasanya terlalu sering membatasi diri dari ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan yang baru.
Yang sangat disayangkan, sifat keras kepala ini dapat menyebabkan pemimpin lebih mudah menyerah di masa tuanya.
Seorang pemimpin harus tetap sadar akan batasan-batasan pengetahuan dan sudut pandang yang dimilikinya.
Agar menjadi seorang pemimpin yang efektif, maka seorang pemimpin harus berusaha untuk tetap berpikiran terbuka.
Daskal bahkan menyarankan untuk memperluas wawasan jika diperlukan, agar seorang pemimpin dapat memiliki ide dan pengalaman yang lebih luas.
Baginya, orang yang berpikiran terbuka cenderung menjalani kehidupan yang lebih menarik, seimbang, dan penuh rasa ingin tahu.
Mencoba Menyenangkan Semua Orang
Menyenangkan orang merupakan sebuah perangkap yang umum muncul bagi para pemimpin, tetapi dapat sangat membuang waktu dan energi.
Daskal bahkan menyarankan, pemimpin harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak akan dapat membuat semua orang bahagia dengan setiap keputusannya.
Peran utama seorang pemimpin, bagi Daskal, bukan untuk membuat semua orang bahagia, tapi fokus pada mayoritas dalam keseluruhan kebaikan.
Pemimpin juga perlu membuat batasan yang sehat dan fokus pada jenis persetujuan yang didapatkan dengan berupaya menjadi pemimpin yang kuat.
Baca Juga:
Jurus Melejitkan Startup Lewat Meja Makan
Mengkhawatirkan Kesalahan
Kesalahan merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh perusahaan atau tim manapun. Kesalahan bisa berasal dari pemimpin maupun anggota tim yang dimiliki.
Namun bagi Daskal, mengkhawatirkan kesalahan, baik yang telah terjadi maupun yang mungkin terjadi, tidak akan mendapatkan hasil apapun kecuali hanya membuat lelah.
Oleh karena itulah, pemimpin harus membuat rencana yang baik, disertai dengan pikiran positif untuk meminimalisir kesalahan.
Dengan langkah ini, pemimpin juga dapat menghadapi permasalahan yang muncul dengan tenang dan mengatasinya dengan efektif.
Tidak Terorganisir
Daskal menyebutkan, banyak pemimpin yang merasa kewalahan karena tidak memiliki keterampilan organisasi yang baik.
Ada banyak hal yang bisa membuat seorang pemimpin kehilangan fokus. Bahkan, di era yang serba cepat ini, hampir tidak mungkin seorang pemimpin tidak kehilangan konsentrasinya agar tetap terorganisir.
Daskal menyarankan, agar tetap terorganisir, pemimpin dapat memulainya dengan membersihkan beberapa ruang di sekitarnya, baik secara fisik maupun dalam pikiran.
Selain itu, pemimpin harus belajar mengembangkan kebiasaan disiplin, agar dapat mengatur dan mengelola kehidupannya.
Untuk melakukannya, memang sangat dibutuhkan kerja keras dan komitmen, tetapi hal ini tentunya akan membawa lebih banyak manfaat.
Tidak Mau Mendelegasikan
Setiap pemimpin pasti memiliki gaya memimpin yang berbeda-beda. Namun, mendelegasikan tugas adalah kemampuan yang cukup penting dan sangat berguna.
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat akan mendelegasikan tanggung jawab ke orang lain. Hal ini membutuhkan kepercayaan dan dukungan lebih.
Selain itu, diperlukan keseimbangan antara melepaskan kendali dan mempertahankan tanggung jawab untuk melakukan hal tersebut.
Tidak mengherankan bagi Daskal, jika banyak pemimpin yang berpikir lebih mudah untuk melakukan semuanya secara mandiri.
Namun sebenarnya, hal ini adalah bagian dari pekerjaan sebagai pemimpin. Pemimpin harus mempercayai orang lain untuk melakukan pekerjaannya.
Di lain sisi, mendelegasikan tugas dengan dukungan yang tepat bisa menjadi cara terbaik membantu anggota tim dalam berkembang.